Minggu, 02 September 2007

Makanan Haram? Takut! (QAWAT Juli 2007)

Assalamualaikum akhwat IC!
Gimana nih liburannya? Ahlan wa sahlan buat yang baru bergabung sebagai angkatan 13. Semoga kalian bisa betah berada di lingkungan IC ini. Insya Allah kalian gak rugi sekolah di IC!
Salah satu hal yang menyenangkan sewaktu liburan adalah bisa makan makanan yang enak, selain makanan yang biasa kita makan di kantin. Tul gak? Ngomong-ngomong tentang makanan, kalian tahu gak kalau makanan yang selama ini kita makan beberapa di antaranya rawan akan kehalalannya? Nah, pada edisi kali ini Qawat ingin membagi info tentang kehalalan makanan yang sering kita jumpai biar kita gak rugi dunia akhirat!

Makanan Halal? Harus itu!
Mungkin banyak diantara kita yang menyepelekan kehalalan makanan. Kenapa sih kita harus peduli sama makanan yang halal dan haram? Selagi enak, kenapa enggak? Tapi tau gak kalau apa yang kita makan itu ternyata haram, doa kita gak diterima selama 40 hari!! Rasulullah saw. bersabda, ”Wahai Saad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang doanya dikabulkan. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika
ada seorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal sholehnya selama 40 hari. Dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya.” (HR. At Thabrani)
Sayang kan kalau kita udah banyak berdoa tapi gak diterima oleh Allah cuma gara-gara makanan haram doang! Jadi sia-sia deh doa kita selama ini…
Yang Qawat tulis di bawah ini adalah beberapa makanan yang patut kita waspadai kehalalannya..

Black Forest
Siapa yang tidak kenal dengan makanan yang satu ini? Mm.. mungkin itu sudah menjadi salah satu menu wajib bagi sebagian kita yang berulang tahun. Tapi, tahu enggak kalau makanan ini sangat rawan kehalalannya?
Hampir semua black forest yang dijual di pasaran ternyata ditambahkan rum pada resepnya. Rum adalah salah satu jenis arak yang sudah umum untuk membuat cake dan kue (sus). Jadi sebenarnya tidak hanya kue black forest saja yang menggunakan rum. Bisa saja berupa kue sus atau pie buah. Padahal jelas bahwa rum adalah salah satu jenis minuman/arak yang diharamkan untuk dikonsumsi oleh kita. Sehingga semua
jenis makanan yang mengandung atau ditambahkan rum dalam resepnya menjadi tidak halal. Oleh karena itu sebelum kita membeli black forest, ada baiknya kita bertanya apakah menggunakan rum atau tidak.

Tiramisu
Pernah dengar tentang tiramisu? Tiramisu adalah suatu jenis makanan pencuci mulut (dessert) yang berasal dari Eropa, tepatnya dari negara Italia.
Tiramisu adalah cake berlapis atau cake sponge yang direndam dalam suatu jenis minuman keras dengan tambahan coklat dan custard. Jadi, kita harus berhati-hati jika akan mengkonsumsi dessert yang bernama tiramisu ini. Karena berdasarkan resep aslinya, pasti menggunakan suatu jenis minuman keras.

Miras Dalam Berbagai Bentuk
Jangan merasa aman dengan minuman ‘selain miras’ yang di pesan dari suatu restoran. Ternyata ada restoran yang memasukkan miras ke dalam minuman selain’miras’ lo... Hukumnya akan tetap HARAM. Ternyata beberapa restoran dan kafe juga menyediakan minuman kopi dan cokelat lengkap dengan campuran sedikit minuman beralkohol di dalamnya. Ada yang disebutkan secara terang-terangan di dalam menunya, ada pula yang tidak disebutkan. Variasi menu yang dihasilkannya juga cukup beragam dan bermacam-macam. Ada menu-menu yang berasal dari daerah tertentu, atau dikreasi oleh koki tertentu. Misalnya ada kopi capucino, expresso, dan sebagainya. Di beberapa kafe yang menawarkan minuman kopi, ternyata secara terselubung mereka gunakan juga campuran minuman keras tersebut tanpa diketahui konsumen. Jadi, jangan mudah terjebak oleh tampilan yang kelihatannya minuman halal, tapi ternyata tersembunyi sesuatu yang haram.

Penggunaan Arak dalam Masakan
Banyak kegunaan yang diharapkan dari arak. Para juru masak meyakini kalau daging yang direndam dalam arak akan menjadi empuk dan enak. Oleh karena itu daging yang akan dipanggang atau dimasak dalam bentuk teppanyaki seringkali direndam dalam arak. Selain itu arak juga menghasilkan aroma dan cita rasa yang khas, yang oleh para juru masak dianggap dapat mengundang selera. Aroma itu muncul pada saat masakan dipanggang, ditumis, digoreng, atau jenis masakan lainnya. Penggunaan arak atau minuman keras memang cukup banyak dalam berbagai masakan. Baik masakan asing, seperti masakan Cina, Jepang, dan Eropa, maupun masakan Indonesia sendiri seperti tumisan, mie, nasi goreng, dan sea food. Lihat aja saat koki membuat stir fry. Bila dia menambahkan sesuatu (cairan) dari botol yang langsung disambut kobaran nyala api berwarna merah di penggorengan, itu artinya yang ditambahkan adalah ang ciu.
Jenis arak yang digunakan dalam berbagai masakan itu bermacam-macam, ada arak putih (pek be ciu), arak merah (ang ciu), arak mie (kue lo ciu), arak
gentong, dan lain-lain. Sedangkan untuk masakan Jepang kita mengenal adanya mirin dan sake yang sering ditambahkan dalam menu mereka.
Penggunaan arak ini pun beragam, mulai dari restoran besar, restoran kecil bahkan warung-warung tenda yang buka di pinggir jalan!! Walah..
Nah, ini tentunya menjadi peringatan bagi kita semua agar lebih berhati-hati dalam membeli masakan.

Coklat Dibubuhi Minuman Keras
Qawat yakin hampir semua orang menyukai cokelat. Selama ini mungkin kita berpikir bahwa cokelat berasal dari biji cokelat (tanaman), sehingga otomatis halal. Siapa sangka ternyata ada juga yang ditambahkan minuman keras!
Ada beberapa jenis cokelat yang diimpor dari negara-negara Eropa yang dari ingredientnya terdapat berbagai jenis minuman keras. Misalnya untuk cokelat irish lickorize yang diproduksi dari Irlandia, terdapat brandy di dalamnya. Demikian juga dengan cokelat yang lain yang mengandung rum dan vodka.

Permen
Bagi anak IC, makan permen adalah salah satu cara untuk tetap melek di kelas. Setuju? Ternyata permen juga dapat dimasuki bahan-bahan haram loh.. Bila melihat dalam daftar bahan-bahan (ingredients), maka yang tercantum adalah nama-nama ilmiahnya. Banyak pintu masuk produk tidak halal dalam pembuatan permen. Misalnya penggunaan gelatin sebagai salah satu
bahan utama permen kenyal, seperti marshmallow. Dalam kandungan isinya, tidak dicantumkan apakan gelatin yang dimaksud itu gelatin sapi atau babi? Kalaupun gelatin sapi yang digunakan, apakah kehalalannya juga terjamin (sapi tersebut disembelih secara islami)?
Produk lain misalnya lesitin. Ada banyak jalan dalam membuat lesitin, walaupun secara komersial lesitin hanya berasal dari kacang kedelai. Lesitin yang biasanya diperoleh dengan cara ekstraksi kemudian bisa diperlakukan lebih lanjut dimana sebagian ada yang diproses dengan menggunakan enzim fosforilase A yang berasal dari hewan (statusnya syubhat karena tidak jelas hewannya apa dan cara penyembelihannya bagaimana).
Oleh karena itu kita harus menghindari produk pangan (hasil produsen industri besar) yang tidak ada label halalnya karena secara umum produk pangan itu menjadi syubhat.
Satu lagi, produk permen yang tidak ada label halalnya artinya kehalalanya tidak ada yang menjamin (dalam hal ini MUI). Oleh karena itu produk yang seperti ini harus dihindari karena permen termasuk yang cukup rawan kehalalannya.

Tepung dan Roti
Siapa mengira kalau tepung dan produk roti bisa menjadi tidak halal? Kenyataannya bisa. Dalam proses pembuatan roti, kadang ditambahkan dough conditioner yang melembutkan, megembangkan adonan dan memperpanjang umur simpan. Dough

conditioner ini berisi berbagai jenis bahan,
diantaranya L-sistein. Bahayanya, L-sistein yang paling murah dan sering ditambahkan adalah yang diekstrak dari rambut manusia! Masih dalam pembuatan roti, terkadang sebagian tepung gandum digantikan oleh protein yang diisolasi dari plasma darah (bovine plasma protein isolate) dengan tujuan membentuk karakteristik yang baik. Aditif ini dapat kita temui pada es krim dan cake sebagai pengemulsi, pada permen sebagai pembentuk tekstur, bahkan pada jus buah sebagai penjernih, dan lain sebagainya. Dan ternyata karena alasan efisiensi produksi, sekitar 90% produksi gelatin dunia adalah berasal dari jaringan kolagen babi.

Dampak Makanan Haram
Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Barangsiapa yang memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban). Ibnu Abbas ra. berkata, “Allah tidak menerima shalat seorang yang di dalam perutnya ada meski sedikit makanan yang haram.”
Maka hendaklah kita mengintrospeksi diri. Berapa banyak doa yang telah kita panjatkan, namun tak kunjung dikabulkan. Apakah kita telah makan makanan yang sesuai dengan ajaran agama kita?
Akhwat IC, maka jangan tergoda untuk mencicipi makanan yang ada di depanmu jika kamu tidak yakin

kehalalannya. Jangan sungkan untuk menolak secara halus makanan atau minuman pemberian seseorang bila kamu ragu kehalalannya. Insya Allah jika kamu menolaknya secara halus orang itu juga gak akan marah kok. Karena bagaimana pun hidup di dunia ini hanya sebentar. Bila kita mengisi perut kita ini dengan makanan haram, bagaimana dengan kehidupan akhirat nanti?
Agak berat ya, hehe… Yah, pada intinya Qawat ingin mengajak kita semua untuk berhati-hati dalam memilih makanan, karena makanan yang haram bisa berakibat buruk dunia akhirat.
Wassalamualaikum!

Dan Atid pun Menangis (II) (QAWAT Last edition from LIA)

Inilah QAWAT terakhir yang diterbitkan oleh DIORAMA ANDALUSIA 17, tapi jangan sedih dulu, masih ada QAWAT edisi depan yang diterbitkan oleh DIORAMA yang baru.

Pukul 12.00
Bel panjang berbunyi disusul gema suara azan,
dan seluruh umat manusia terhenti dari pekerjaannya.
Tuk menghadap Tuhannya,
Tuhan yang Maha Mulia, Tuhan yang Serbabisa.
Derap langkah kaki bergema sepanjang koridor,
bergaung, berlomba menuju Masjid,
tanda keikhlasan yang abadi dari seorang hamba kepada Tuannya.
Fulanah tidaklah berbeda.
Dengan tawa berderai, berjalan bersama teman-temannya.
Entah apa yang diperbincangkannya, mungkin hanya basa-basi belaka.
Melepas sepatu, menuju tempat wudhu.
Saling menyapa, masih dengan deraian tawa.
Bertanya tentang TB, seberapa sulitnya TB itu.
Tentu saja, dengan deraian tawa.
Menaiki tangga, memakai mukena.
Shalat, entah khusyuk atau tidak.
Yang jelas, selepas shalat Fulanah langsung mengobrol kembali dengan temannya.
Merencanakan sesuatu, entah apalah itu.
Berdua mengangguk tanda sepakat,
melipat mukena cepat-cepat.
Menuruni tangga, padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar.
Gelak tawa dan keributan terjadi saat turun tangga dan memakai sepatu.
Padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar.
Berdiri, bersiap-siap menuju kantin seakan-akan akan mengejar angin.
Padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar!
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang bahkan menghargai kawannya sendiri ia tak sudi? Jikalau cara menghormati sesamanya ia tidak tahu, apalagi menghargai semesta alam? Padahal manusia adalah khalifah yang bertugas memimpin peradaban di bumi.”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 16.35
Murid mana yang tidak senang apabila tiba saatnya pulang?
Di kelasnya yang sedang berlangsung pelajaran terakhir,
Fulanah duduk dengan gelisah dan ketidaktenangan.
Melirik jam sesekali, mencolek temannya yang masih asyik menekuni buku Fisika.
Mengajak mengobrol, namun tak berhasil.
Membaca buku, tak konsentrasi.
Akhirnya, berdentanglah suara itu.
Wajah Fulanah mendadak ceria.
Memasukkan buku, membereskan alat tulis.
Bersenandung kecil, tanda keriangan hati.
Kembali menuju Masjid, tuk menunaikan ibadah Ashar.
Kali ini ia sempat berdoa, namun tidaklah lama.
Melipat mukena, merapikan jilbab sejenak di kaca.
Berlari-lari kecil menuruni tangga.
Menoleh ke kiri dan ke kanan, seakan-akan mencari sesuatu.
Memakai sepatu dengan cekatan, mengambil langkah seribu.
Terdengarlah panggilan untuk dirinya diumumkan dari Masjid.
Nyatanya, Fulanah tidak datang.
Ia malas, ingin segera balik ke asrama.
Tak tahulah Fulanah bahwa kedatangannya sangat dinantikan oleh teman-temannya.
Mereka sangat kecewa karena ketidakhadiran Fulanah.
Urusan mereka terhambat hanya karena Fulanah seorang.
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang memenuhi hak saudaranya ia tidak mampu? Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi hak rakyat jika hal kecil seperti ini tak ia latih dengan baik?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 18.00
Maghrib datang menjelang.
Tampak baju shalat yang berwarna-warni.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan begitu banyak warna, menyajikan keindahan yang tiada tara.
Fulanah tak kalah modis dengan bajunya.
Pas dan serasi benar dengan dirinya.
Namun ada yang janggal dari bajunya.
Ya, tetap menutup aurat.
Benar, masih dalam koridor kesopanan.
Tapi lihatlah, ketat benar bajunya.
Seakan-akan kekurangan bahan, seakan-akan ia ingin menunjukkan tubuhnya.
Lihatlah lagi, masih ada yang aneh dengan jilbabnya.
Memang menutup dada, namun gampang tersingkap. Menerawang pula.
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang untuk keamanannya sendiri ia malas memperhatikan?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Di Masjid, seperti biasa.
Shalat Maghrib berjamaah.
Bersama-sama merapatkan shaf,
tanda kesatuan umat dalam menghadapi tantangan hidup,
demi kejayaan Islam di waktu mendatang.
Bersama-sama mengikuti gerakan imam,
tanda ketundukan terhadap penguasa yang shaleh lagi bijaksana.
Bersama-sama sujud di hadapan Allah,
tanda penghambaan makhluk yang lemah lagi fana.
Bersama-sama mengucap salam ke kanan dan kiri,
tanda doa bagi sesama.
Bersama-sama melafalkan wirid,
tanda permohonan untuk kemudahan dunia-akhirat.
Tidak demikian adanya dengan Fulanah.
Setelah salam, ia ke shaf paling belakang.
Bukan demi kekhusyukan dalam berdoa.
Ternyata ia berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya yang lain.
Mengganggu kenikmatan berdoa orang lain. Mengganggu sekali.
Tapi mereka tidak sadar,
atau malah jangan-jangan memang sengaja tidak menyadarinya?
Bahwa berdoa butuh ketenangan susana.
Bahwa berdoa butuh konsentrasi dan kesungguhan hati.
Namun mereka tetap saja mengobrol!
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang dalam sehari telah menyepelekan Tuhannya berkali-kali?” gusar sekali kedengarannya.
Kemudian, Rakib melanjutkan, ”Bahwa ia tidak menyadari, ada yang lebih berkuasa di atas mereka.”
”Mereka manusia, Rakib, tidakkah dirimu ingat bahwa manusia punya sifat lupa dan salah?” Atid berbicara setelah sekian lama.
”Lupa? Lupa? Seberapa lupakah mereka kepada Tuhannya yang begitu mengasihinya sampai-sampai untuk berterima kasih saja mereka lupa?Bersyukur saja mereka lupa! Tidakkah kau bayangkan, betapa tidak berterimakasihnya makhluk yang bernama manusia itu? Pantaskah mereka menjadi khalifah, kutanya? Pantas tidak?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 00.00
Kabut mulai turun di Insan Cendekia.
Wajah malam menampakkan dirinya yang gelap dan dingin.
Angin berhembus, menghajar pepohonan yang tegak berdiri.
Hiruk pikuk suasana siang hari,
telah terganti oleh redup dunia yang menenangkan jiwa.
Sayup terdengar helaan nafas dari segenap penjuru.
Hampa terasa, sunyi suasana.
”Atid temanku, marilah kita ambil hikmah dari perjalanan kita kali ini. Jawablah pertanyaanku, janganlah engkau diam saja seperti itu. Ingatkah kau, mengapa dulu kita beramai-ramai menyembah Adam, sang manusia pertama?” tanya Rakib.
”Ah Rakib, tentu saja kutahu. karena mereka bisa menyebutkan segala sesuatu yang kita tidak mengerti. Mereka diberi kepandaian oleh Allah untuk mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita tidak. Kepandaian itu diperlukan untuk menangkap ilmu, sedangkan ilmu itu diperlukan untuk menjadi seorang khalifah.”
”Benarkah perkiraanku, bahwa sekiranya khalifah itu harus pintar?”
”Ya, harus. Bagaimana ia mau memimpin jika ia tidak pintar?”
”Benarkah perkiraanku, bahwa sekiranya khalifah itu adalah orang yang menaati perintah Allah dan mengingat-Nya setiap saat?”
”Benar, tidak ada keraguan tentang perkara itu.”
”Mengapa Allah memilih makhluk yang pandai tapi tidak tunduk sepenuhnya kepada-Nya?”
”Maksudmu?”
”Ya. Tidakkah kau melihat, Atid. Di sekolah yang penuh dengan orang-orang yang pintar ini, mereka belajar agama, tapi tidak mengamalkannya. Mereka mengetahui perintah yang termaktub dalam Al-Qur’an tapi tidak mengindahkannya. Mereka berkata bahwa mereka tidak bisa menyebut satu per satu pemberian Sang Khaliq tapi jarang mengingat-Nya dalam sanubari mereka. Mereka tahu kalau perbuatan mereka salah tapi mereka tetap melakukan, seakan-akan Tuhan mereka buta-tuli. Mereka berkata ingin memajukan agama mereka tapi mereka tidak khusyuk dalam shalat dan doanya serta gampang menyepelekan sesuatu.”
Atid terdiam.
”Bagaimana Atid temanku? Apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka bisa seperti ini?”
”Mereka seharusnya dapat mendekatkan mereka kepada Allah. Semakin banyak ilmu yang mereka raih, semakin pula seharusnya mereka menyadari tanda-tanda kekuasaan Allah yang tiada terbilang. Semakin pula mereka menyadari bahwa diri mereka adalah fana, suatu ketidakabadian yang nyata. Semakin pula mereka bertambah tunduk kepada-Nya.”
Atid tergugu sejenak.
Angin berhembus kencang.
”Sayangnya mereka tidak menyadari hal itu,” Atid melanjutkan.
Kabut semakin menebal.
”Mereka tidak menyadarinya.”
Dan gerimis pun menghujam.
”Sungguh mereka tidak menyadarinya.”
Hela napas Fulanah terdengar.
”Mereka hanyalah makhluk yang tidak sadar akan dirinya sendiri.”
Dan Atid pun menangis.

Insan Cendekia, 17 Agustus 2006 - 17 Agustus 2007
.: Diorama Andalusia 17 :.

Bau Badan? Hmm…(QAWAT edisi ke-36)

Assalamualaikum akhwat IC!
Makin dicintai dengan menjaga kebersihan..
Gimana nih kabar akhwat IC semua? mudah-mudahan selalu dalam lindungan-Nya, amin…
Gak kerasa, sebentar lagi kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Huaa… kalo ingat tanggal ini, pasti Qawat jadi terharu sendiri. Soalnya, pada tanggal itu pulalah redaksi Qawat bakal berubah susunannya karena pergantian pengurus OSIS. Nah, kalo udah gitu, pasti bawaannya mau nostalgia terus. Ingat pembuatan Qawat yang udah hampir setahun menemani kalian mengarungi kehidupan di IC (hehehe…), suka dukanya juga. Tapi kebanyakan sukanya sih, apalagi kalo akhwat IC yang baca tuh sumringah dan senang. Hmm… ada kepuasan tersendiri gitu, gak sia-sia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membuat selembar Qawat yang (seringkali) pada akhirnya digeletakkan begitu aja.

Sekilas tentang Bau Badan
Sesuai dengan tujuan Qawat yaitu menghadirkan solusi bagi akhwat IC, edisi Qawat kali ini bakal membahas tentang gimana cara menjaga kebersihan tubuh kita. Secara kita siswi IC gitu… dengan segudang aktivitas kadang kita agak sedikit mengabaikan kebersihan tubuh kita, terutama masalah yang paling sensitif bagi remaja seumuran kita yaitu aroma badan kita. karena dengan beragam aktivitas yang kita lakukan dari pagi sampai sore membuat tubuh kita mengeluarkan aroma yang tidak sedap.
Berbahagialah karena kita yang hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Setiap hari kita bisa menikmati sinar matahari. Hal ini belum tentu bisa dinikmati oleh mereka yang hidup di belahan lain bumi ini. Namun, berbagai kenikmatan itu ternyata juga menimbulkan masalah lain. Sinar mentari bisa membakar kulit kita, panas udara membuat tubuh berkeringat dan gak jarang menyisakan bau badan. Bagaikan hukum alam, pada saat udara panas, tubuh kita menyesuaikan diri dengan menaikkan suhu. Kenaikan suhu tubuh biasanya diikuti munculnya keringat, yang otomatis dikeluarkan tubuh. Sebagai pelembab alami, keringat keluar dari kelenjar yang ada di seluruh tubuh sebagai pelindung.
Dalam keadaan sehat, manusia akan berkeringat bila melakukan aktivitas. Ini wajar. Namun, bila manusia sakit, kelenjar ini tidak akan berfungsi normal, misalnya, muncul keringat berlebihan saat demam atau stres. Masalah keringat menjadi gak wajar bila keluar berlebihan disertai bau tak sedap.
Untuk itu kita memerlukan beberapa jurus jitu untuk mengatasinya. Sebagai bonusnya Qawat kali ini akan menjelaskan penyebab bau badan, dan juga pentingnya menjaga kebersihan badan. Jadi kita bisa bikin diri kita makin pede menghadapi hari-hari kita. Sehingga sekeliling kita merasa nyaman dan betah berlama-lama bila berada di dekat kita. Selain itu hal ini juga merupakan bagian dari ajaran Islam yaitu bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman! Jadi kalo imannya mau makin sempurna, ayo kita sama-sama menjaga kebersihan tubuh kita.

Penyebab Bau Badan
Setiap manusia memiliki dua macam kelenjar yang berfungsi mengeluarkan keringat, yaitu kelenjar eccrine dan kelenjar aprocine. Kelenjar eccrine sudah ada sejak kita dilahirkan, dan tersebar di seluruh tubuh, berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Sedangkan kelenjar aprocine baru muncul setelah masa pubertas dan berkembang seiring pertumbuhan usia. Kelenjar aprocine lebih aktif berproduksi, gak hanya saat udara panas tetapi menjadi amat peka terhadap berbagai perubahan tubuh, misalnya stres, emosi berlebihan, serta tekanan darah gak normal (terlalu tinggi atau terlalu rendah).
Selain itu, perubahan hormonal seperti saat menstruasi atau mengandung, juga dapat menyebabkan kelenjar aprocine menjadi aktif. Pada wanita, kelenjar ini lebih banyak dijumpai, dan akan mengeluarkan cairan saat ada pemacu.
Semula, keringat gak berasa dan berbau. Tetapi, karena tanpa disadari kulit kita tertempeli jutaan bakteri, maka akan tercampur keringat yang keluar. Inilah yang menyebabkan bau badan saat berkeringat. Selain faktor luar, faktor intern juga mempengaruhi aroma keringat. Terlalu banyak mengonsumsi cabai, merica, bawang putih, dan minuman beralkohol, potensial menimbulkan bau badan.

Pentingnya Kebersihan
Disadari atau tidak, tubuh kita amat mudah terkena kotoran. Akibat tuntutan kesibukan, memaksa kita melakukan aneka aktivitas seperti bepergian, bertemu banyak orang, dan melakukan hal-hal lain yang sering mengurangi kebersihan tubuh kita. Mengurangi kesibukan bukan cara yang tepat untuk melindungi tubuh kita. Karena itu rawat dan lindungi tubuh dengan cara yang tepat.
Meski tubuh kita sudah dibekali dengan kekebalan secara alami, tetapi itu saja tidak cukup bila tidak diikuti usaha menjaga kesehatan, di antaranya menjaga kebersihan seluruh tubuh.
Cara membersihkan tubuh sesungguhnya sederhana. Mandi. Awali menjaga kebersihan tubuh dengan mandi sehari dua kali secara benar. Adakalanya, karena dikejar waktu, cara mandi pun asal-asalan. Asal basah dan bau sabun, dan belum semua kotoran larut dan terbuang. Padahal, agar kotoran larut, kita hanya perlu meluangkan sedikit waktu untuk menggosok bagian-bagian tubuh yang sering berkeringat dan berdaki.
Pada setiap persendian, sering luput dari perhatian. Padahal saat beraktivitas, persendian bergerak, kotoran menumpuk, dan di situlah biasanya berkumpul kelenjar keringat. Setelah tiap bagian digosok hingga tak berdaki, usap seluruh tubuh dengan waslap atau handuk kecil yang sudah dibasahi. Kemudian, baru bersabun sesuai jenis kulit kita. Amat dianjurkan menggunakan sabun yang mengandung antiseptik atau sabun kesehatan, terutama setelah bepergian dan beraktivitas di daerah kotor dan berdebu.
Sehabis mandi, keringkan tubuh dengan handuk yang menyerap air, lalu bubuhkan deodoran atau antiperspiran. Deodoran berfungsi menghilangkan bau badan, karena mengandung zat-zat kimia yang dapat membunuh bakteri atau kuman penyebab bau badan. Biasanya, deodoran mengandung wewangian dan dapat bertahan selama enam jam setelah dioleskan pada tubuh. Sedangkan antiperspiran yang tidak berbau wangi, berfungsi menghambat produksi keringat sehingga daerah yang yang diolesi akan tetap kering. Kini mudah ditemukan deodoran dan antiperspiran di pasaran. Bahkan banyak yang menggabungkan keduanya. Kita pun mudah memilih jenis yang paling sesuai keinginan, seperti stick, roll on, spray, krim atau bedak tabur (talk). Setelah itu, jangan lupa bubuhkan body lotion agar kelembaban kulit terjaga.
Jadi, meski gak bisa mencegah keluarnya keringat, minimal kita bisa menghindari bau badan yang mungkin timbul. Bagaimanapun juga bau badan berlebihan menyebabkan kita menjadi tidak pede. Beberapa orang, meski berpenampilan rapi dan menarik, sering dijauhi hanya karena bau badan.
Adakalanya seseorang gak sadar jika badannya berbau. Dalam lingkup pergaulan luas, hal ini dapat mengganggu. Jika menjumpai hal demikan, kita dapat memberitahukan secara sopan dan hati-hati pada yang bersangkutan (karena ini masalah peka). Misalnya dengan mengatakan, "Untuk alam tropis di kathulistiwa ini, sebaiknya kita gunakan deodoran lho, agar keringat gak bau.” “Aku pakai merek ini, kamu pakai apa? Mau coba punyaku?". Atau bila belum mempan, cara berikut bisa dicoba. Bungkus bedak tabur yang berfungsi sebagai deodoran, tuliskan pesan singkat seperti "...dipakai ya...salam manis. Teman yang memperhatikanmu". Kemudian masukkan ke dalam tasnya. Tentu aja ini dilakukan saat orang itu gak memperhatikan.
Hmm… boleh juga tuh dicoba caranya! Siapa tahu, ternyata teman kita itu tahu ia mempunyai masalah dengan bau badan tapi malu untuk mengungkapkannya.
Semoga bermanfaat!
Wassalamualaikum!








Intermezzo Sesaat
Dosa yang Lebih Hebat dari Berzina
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa as
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam, "Silakan masuk.” Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa terkejut.
"Saya takut mengatakannya," jawab wanita cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itu pun terpatah bercerita, "Saya… telah berzina."
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.
Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya… cekik lehernya sampai… tewas,” ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik, "Perempuan bejat, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus ke mana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa ke mana lagi kaki-kakinya. Bila seorang nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?"
"Ada!" jawab Jibril dengan tegas.
"Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran.
"Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina.”
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 Kisah Teladan oleh KH Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadits Nabi saw disebutkan: “Orang yang meninggalkan shalat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.”
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat sehingga terlewat waktu, kemudian ia meng-qada-nya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah 80 tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqamah. (sumber: internet)

Carilah Ilmu Tuk Menemukan-Nya (QAWAT edisi ke-35)

Assalamualaikum akhwat IC!
Alhamdulillah, gak terasa minggu ini kita LPJ-an lagi! Hehehe… yang diinget LPJ aja sih! Yaa, abis mau gimana lagi, emang kehidupan Imtaq kan gak jauh-jauh dari LPJ sama mengerjakan proker (emangnya Imtaq doang yang kayak begini?), termasuk bikin Qawat buat akhwat IC semua!
Udah banyak tugas belum? Depresi gak? Frustasi gak? Matrikulasinya buat anak kelas X gimana? “Gampang” banget ya? Hehehe… dinikmati aja deh! Yaa, namanya juga hidup, emang gini kali takdir kita, berkutat seputar buku, TB, (buat redaksi Qawat) deadline, dan LPJ! Aaarrrggghhh… pusing!
Nah, daripada pusing-pusing gak jelas, gimana kalo kita bareng-bareng menikmati edisi Qawat yang kali ini? Insya Allah, tokcer deh mengobati rasa jenuh akhwat IC! Kali ini, Qawat dibuat khusus oleh kakak kalian dari Morganaxis yang baru lulus itu, lo! Selamat menikmati!

Saat ini, ilmu pengetahuan begitu maju dan banyak sekali kebesaran Allah yang begitu nyata di mata kita..
Sudah banyak buku yang mengulas tentang mukjizat Al-Qur’an yang terbukti di abad 21 ini..
Ada teori Big Bang, Expanding Universe, tiga kegelapan di dunia rahim, adanya dua jenis arus yang berbeda (seakan ada dinding pembatas) di selat Gibraltar, bentuk nebula mawar merah, dan masih banyak lagi..
Melalui belajar di sekolah yang sudah kita selami bertahun-tahun, kita jadi tahu bagaimana metabolisme tubuh, tumbuhan berfotosintesis, bentuk sel-sel,
kecepatan cahaya, teori gravitasi, gerak partikel, ilmu sosial, dan lain sebagainya..
Kita tentu sudah banyak tahu tentang ini..
Tapi, apakah hanya sekedar tahu?
Kita tahu tapi sering kali tidak sadar..

Saat ini ilmu pengetahuan begitu cepat berkembang seakan mencari titik ujung dan banyak sekali kebesaran Allah yang begitu nyata di mata kita..
Namun, dari bermilyar-milyar manusia saat ini hanya sedikit yang sadar akan kehadiran dan kesempurnaan-Nya..
Banyak manusia yang punya mata tapi tidak melihat,
punya telinga tapi tidak dapat mendengar tanda-tanda kekuasaan-Nya,
punya hati tapi tidak tafakur,
punya akal tapi tidak berfikir...
Mereka itu lebih sesat dari binatang sekalipun...
begitulah jika rasionalitas membatasi nurani kita sebagai makhluk..
Adakah itu diri kita?
Jika saja Rasulullah saw melihat keadaan kita saat ini, tentu ia akan heran, kecewa, dan bersedih..

Kawan,
apapun yang kau pelajari saat ini termasuk fisika atau biologi (yang mungkin sering kau hindari) adalah bukti keagungan-Nya..
Apakah tidak kau perhatikan luasnya semesta yang diameternya kurang lebih 2000 juta tahun cahaya?
Berapakah kecepatan cahaya, kawan? Sungguh kau kan tertunduk begitu menyadari luasnya semesta yang Dia ciptakan untukmu..
Sampai-sampai otakmu pecah, tak sanggup membayangkan betapa luasnya alam raya..
Lalu, untuk apakah Dia ciptakan ini semua untukmu?
Untuk apa? Padahal kau jarang ingat pada-Nya..

Apakah kau tak sadari ukuran atom sepermilyar cm kecilnya?
Begitu kecil namun begitu sempurna dan kompleks..
Buku-buku kimia seakan tak habis membahas dunia mikro kasat mata ini..
Begitu banyak unsur, senyawa, dan teori-teori lainnya..
tangan siapakah dibalik ini semua?

Apakah kau tak perhatikan proses gerak tubuhmu?
Begitu rumit, bayangkan!
Bahkan kau tak pernah sadari bagaimana jantungmu berdetak
Bagaimana aliran darahmu membawa oksigen meninggalkan paru-parumu yang lemah
Kau tak pernah menyuruh lambungmu mencerna tiap rizki yang tlah Dia beri
Semuanya begitu saja terjadi
Tapi kau tak pernah berpikir
Tangan siapakah di balik itu semua?

Kawan,
apakah kini kau belum juga pahami bahwa Dia Maha Mengawasi tiap makhluk-Nya
bahkan Dia tahu walau sebutir debu yang terbang atau sehelai daun yang gugur?

Duhai hati,
sekeras apakah dirimu hingga tidak memperhatikannya?
Tidak takutkah engkau dengan segala kuasa-Nya?
Maka mengapa engkau sombong?
Apakah kau hendak mengambil selendang-Nya?
Siapakah engkau duhai diriku?
Bahkan sebanyak apapun kau beramal
tak akan sanggup membalas nikmat satu bola mata ini?

Maka perbanyaklah tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir karena Sang Pencipta sangat mencintaimu
ketika engkau mengucapkan kalimat itu.

Segala sesuatu tak pernah lepas dari pengawasan dan pengaturan-Nya
maka sadarilah setiap yang kau lakukan akan dimintai tanggung jawabnya

Kawan,
Jika kau sedang belajar di sekolah
maka sama saja engkau sedang mencari Allah..
Berkat sekolah, kau tahu bahwa ada Allah di detak nadimu
Berkat gurumu, kau jadi tahu kebesaran-Nya yang tak terkira
Kebesaran yang tidak pernah dilihat Rasulullah saw dan para sahabat di zamannya
Bayangkan ketika Rasulullah saw menangis hingga membasahi sajadahnya
karena begitu takjub akan keagungan-Nya
Maka bagaimana jika ia hidup di zaman kita?
Akan sepanjang apakah sujudnya?
Akan sederas apa tangisnya?
Lihatlah dirimu
Yang bahkan melihat matahari dan rembulan dengan tatapan kosong
Tak mengerti, tak membaca ayat-Nya
Sungguh bukan matamu yang buta,
Tetapi mata hatimu di dalam dada

Kawan sekali lagi sadarilah
Jika kau sedang belajar di sekolah
maka sama saja engkau sedang mencari Allah...
jika seseorang sudah yakin bahwa Allah adalah satu-satunya tujuan dan cintanya
maka tak peduli berapa pun nilai ulangan yang ia dapatkan
apa pun hasilnya
selama dia menemukan Allah dalam ilmu yang dicarinya
dan ilmu itu bermanfaat bagi makhluk-Nya yang lain
maka dia tidak akan kecewa dan akan tetap berbahagia
Cukuplah Allah baginya..
Bagi hidupnya..
Maka berikhtiarlah,
carilah ilmu untuk menemukan-Nya...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu di dalamnya,
maka Allah akan menuntunnya menuju jalan di antara jalan-jalan menuju surga.
Dan sesungguhnya para malaikat akan mengepakkan sayap-sayap mereka
untuk sang penuntut ilmu karena ridho (terhadap apa yang ia perbuat).
Dan sesungguhnya orang yang berilmu itu
akan dimohonkan ampun oleh seluruh penghuni langit dan bumi serta ikan-akan di perut laut.
Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu
bila dibandingkan dengan seorang ahli ibadah
adalah bagaikan bulan di malam purnama
atas seluruh bintang-bintang di angkasa.
Sesungguhnya para ahli ilmu adalah pewaris para nabi.
Dan sesungguhnya para nabi itu
tidak mewariskan dinar dan juga dirham,
akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu semata.
Maka barangsiapa yang mengambilnya,
sejatinya telah mengambil bagian yang banyak.
(HR. Imam Ahmad dan Ashab As-Sunan)

Allah swt berfirman:
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.
(Q.S. Ar-Rad 2)

Yurisa Nurhidayati
Jumadil Akhir 1428 H

Sekian dulu, ya! Cheer up your day!
Wassalamualaikum!

Tak Kasat Mata (QAWAT edisi ke-32)

Assalamualaikum akhwat IC!
Alhamdulillah, sebentar lagi UAS! Lo, kok malah senang sih sama UAS? Ya iyalah, ngapain juga kita merasa sedih kala UAS menjelang? Hehehe… UAS kan materinya banyak, seluruh pelajaran di semester dua diujikan. Hmm, setahu Qawat sih, kalo kita menghadapi sesuatu yang susah terus kita gak dengan senang hati menjalaninya, wah itu sih sama aja mempersulit diri sendiri, Neng! Hidup itu kan udah susah, udah tahu susah ngapain kita bikin susah lagi, iya kan? Akhirnya nanti kita sendiri yang kesusahan!

Nah, buat menghibur akhwat IC yang lagi pemanasan buat UAS, Qawat emang sengaja mencoba tampilan baru buat artikel. Yang biasanya full, dua kolom padat berisi satu halaman, sekarang mau melonggarkan sedikit ruangnya. Tapi isinya sama beratnya (iya apa?). Hehehe… bercanda! Pokoknya, Qawat edisi kali ini betul-betul ditujukan buat refreshing! Supaya akhwat IC gak pusing buat belajar dan semangat buat mengejar ketertinggalan nilai TB! You go gals! Ayo, semangat ya! And enjoy this article.

Setiap hari...
Kita dihadapkan pada situasi yang padat dengan aktivitas.
Belajar di sekolah. Kepantiaan. Tugas yang menumpuk.
Mungkin Cuma beberapa tujuan dari jutaan langkah kaki yang kita ayunkan setiap hari.
Mendengarkan ilmu, dibagi cerita oleh teman, diperdengarkan sumpah serapah yang tak pantas dari teman.
Barangkali hanya secuplik dari tugas telinga yang tak pernah tertutup lubangnya.
Berpendapat, saling bertukar obrolan garing, ghibah dengan sejumlah kawan.
Bisa jadi hanyalah sedikit dari gerak bibir yang tak kuasa berhenti.

Namun...
Berapa banyak dari jutaan langkah kaki, waktu untuk mendengar, dan gerakan bibir kita bermanfaat bagi orang lain?
Banyak?
Sedikit?
Atau nol besar?

Ingatkah?
Sebuah hadits Rasulullah.
Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain?
Bukan karena kepintarannya, kecantikannya, atau kekayaannya.
Ya, tapi hanya karena kegunaannya dalam bermasyarakat.
Apakah ia seseorang yang ringan tangan dan dermawan.
Atau ia hanya dianggap sebagai sampah masyarakat, parasit tak tahu diri.

Menolong...
Bukan barang asing bagi kita.
Barangkali, sudah berulang kali kita menolong teman di saat-saat yang genting.
Di sisi lain, kita pernah ditolong orang lain.
Yang jasanya tidak mungkin kita lupakan seumur hidup.
Atau tidak mampu kita membalas budi baiknya.

Tapi...
Berapa kali kita pernah menolong orang dan orang yang kita tolong tidak mengetahui siapa yang menolongnya?

Kawan...
Pernahkah mendengar kisah Rasululullah dengan perempuan peminta-minta?
Perempuan itu sudah tua dan fakir serta buta.
Pekerjaannya menjadi peminta-minta di depan pasar.
Rasululullah menyuapi dia dengan kasih sayang.
Padahal, wanita tua itu sering menyumpahi Rasululullah dengan perkataan buruk.
Tanpa tahu bahwa orang yang disumpahinya itu justru orang yang paling perhatian akan dirinya.
Setelah Rasululullah wafat, para sahabat berkumpul dan berbagai tugas untuk menjalankan wasiat yang ditinggalkannya.
Salah seorang sahabat ditugasi untuk menyuapi si perempuan tua.
Ketika disuapi, perempuan tua itu melepehnya.
Dan ia tahu bahwa orang yang menyuapinya kini telah diganti.
Sambil marah-marah ia bertanya ke mana perginya orang yang bisa menyuapinya.
Orang itu begitu lembut, ia menghaluskan makanan sebelum disuapkannya ke dalam mulutnya.
Sahabat berkata bahwa yang menyuapinya adalah Rasululullah.
Dan kini ia telah tiada.

Subhanallah...
Itulah kebaikan yang benar-benar tulus mengharap ridha Allah.
Tanpa mengharapkan pujian dan sikap baik dari orang yang ditolong.
Pernahkah kita berbuat seperti ini?

Kawan...
Ternyata, kita masih sering mengakui amalan terpuji kita kepada orang lain.
Ternyata, kita masih suka menyebut-nyebut jasa kita di masa lalu.

Padahal...
Perbuatan seperti itu malah membuka lebar pintu riya’.
Dan setiap amalan yang disisipi riya’, tidak akan berharga di sisi Allah.

Padahal...
Kita hanya makhluk Allah yang tidak mempunyai daya.
Kita hanya makhluk Allah yang tidak pantas menyebut kebaikan yang kita lakukan.
Sebab kebaikan yang kita lakukan, semata-mata hanya kehendak Allah yang mengizinkan kita untuk melakukan perbuatan baik tersebut.

Bersama...
Kita belajar demi kebaikan diri.
Untuk tidak menyebutkan budi baik kepada orang lain.
Untuk menyembunyikan amalan baik kita.
Untuk menutup pintu riya’ dalam hati kita.
Untuk melakukan amalan baik, semata-mata karena Allah Azza Wa Jalla.

Agar...
Setiap ayunan langkah kaki kita tidak sia-sia.
Setiap patah kata yang didengar tidak terbuang percuma.
Setiap gerak bibir kita menjadi berkah.

Insya Allah...
Kita mengalami peningkatan diri.
Kita menjadi bermanfaat bagi orang lain.
Serta menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Dari waktu ke waktu.
Melintasi masa hingga penghabisan waktu.

Wassalamualaikum!




Intermezzo Sesaat

Tujuh Penyakit Wanita
Berdasarkan sebuah survei, beberapa penyakit yang sering dan biasanya dialami oleh wanita....

1. Nangisuitis
Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip. Efek sampingnya mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba).

2. Curhatitis
Bawaannya pengen nyerocos.
Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena Nangisuitis.
Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercuhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi sama Tuhan.

3. Shopping Syndrome
Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot.
Efek sampingnya lidah ngiler, mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium empat (parah banget) dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum Hematcold atau tablet PD (Pengendalian Diri).

4. Cerewetisme
Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung titik koma.
Efek samping muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena sering mengelus. Lebih baik segera makan pil Dengar dan minum tablet Bicara Lebih Diperlambat.

5. Lamanian Dandanitositis
Pengennya diem depan cermin. Tangan kiri gatel-gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kram-kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak.
Efek samping menor, telat, cowoknya berkarat, gak kebagian makanan.Minum segera Sari Bawak (Bagi Waktu) dan Taperi (Tambah percaya diri). Buat cowok minum Toleransikipil 230 sendok sehari sesudah dan sebelum mandi.

6. Cemburunotomy
Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik.
Coba cegah dengan obat sirup Prasangka baik tiga sendok sehari, pil Pengertian dan tablet Selidiki Dahulu.

7. Ngambekilation
Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy.
Minum Sabaron dan Bersyukurinis. (sumber: internet, dengan perubahan)

Kasihnya yang Terlupakan (QAWAT edisi ke-31)

Assalamualaikum akhwat IC!
Alhamdulillah, di tengah kesibukan IC yang seabrek selesai juga Qawat ini di tulis! Apa kabar akhwat IC? Duh pada senang nih, udah TB-4 sih nyantai deh… ups… remednya gimana (hahaha…)? Ya udah… masih ada waktu buat remed dan nyicil untuk UAS kok! Ok?
Hm… mungkin akhwat IC pada bertanya–tanya tentang topik Qawat kali ini, mau bahas apa sih? Insya Allah kali ini Qawat bakal mengangkat judul Kasihnya yang Terlupakan, kasihnya siapa ya? Hayo… ada yang tahu ga? “Nya” yang dimaksudkan di sini adalah sosok yang secara ga sadar sangat menyayangi kita, namun kita terkadang sering mengabikan kasihnya yaitu ayah.
Soalnya kan artikel–artikel banyak banget tuh yang membahas tentang ibu, nah makanya kali ini Qawat mau menyeimbangkan hal tersebut membahas sosok seorang ayah…

Masalah yang begitu banyak, mulai dari nilai, teman, dan hati, membuat kita akhwat IC terkadang sedih, jatuh, (oh… tidak…!). Selain teman, tentunya kita juga sering bicara dengan orang tua kita, lewat telepon misalnya, lantas ketika telepon tersambung ke seberang sana, siapakah orang yang pertama kali kita tanya?
“Bik, ada ibu ga?” atau ketika telepon tersebut langsung diangkat oleh ibu, kita langsung bicara panjang lebar, terkadang teringat untuk bicara pada ayah di detik–detik terakhir saat pembicaraan akan diputus, atau setelah puas bicara dengan ibu, baru bertanya ada ayah ga? Atau ibu kita yang mengingatkan, “Nih… ayah mau ngomong… (iya ga sih demikian?)”.
Nah… kok bisa begitu ya? Apakah karena sosok ibu yang teramat dekat dengan kita dengan sifat yang lembut ramah dan tahu banget siapa kita yang membuat kita care dan nyaman buat cerita semua masalah hanya kepada ibu saja atau merasa sungkan en malu sama bapak buat cerita yang aneh-aneh. Misalnya nih, ehm… ehm… lagi tertarik dengan lawan jenis. Nah pasti kalau berani ngobrol dengan orang tua larinya ke ibu, sangat jarang untuk masalah perasaan seperti ini konsultasinya ke ayah. Kenapa? Banyak jawaban untuk pertanyaan ini, tentunya akhwat IC sendiri yang tahu.
Lantas, keadaan yang demikian ga kemudian membuat kita lebih banyak mencurahakan segalanya pada ibu daripada ayah. Hmm, mau tahu kenapa? Karena… flashback sebentar yuk…

Saat Pertama Mendengar, Ia-lah yang Paling Bahagia
Saat ibu kita menyampaikan berita kehamilannya, ayah adalah orang yang paling bahagia. Iya apa? Tapi ada kok yang menyuruh istrinya mengugurkan kandungan (ye… itu mah bukan ayah namanya dan belum bisa jadi ayah malah?)?
Yups… mungkin kita bisa bertanya pada ibu kita, “Bu, gimana reaksi ayah waktu tahu Ibu hamil?” Banyak cerita untuk ini, ada yang sujud syukur, gembira, langsung menelepon kerabat terdekat, dan lain–lain karena ga ada kata lain bagi seorang ayah yang mampu menggetarkan hatinya setelah asma Allah dan Al-Qur’an selain empat huruf yang muncul dari bibir seorang anak untuk pertama kalinya memanggilnya AYAH.

Orang yang Paling Sibuk Ketika Banyak Hal yang Kau Pinta
Saat ibu kita hamil dan ngidamnya macam–macam, ayahlah orang yang paling sibuk, kadang saat istrinya harus terjaga tengah malam minta ini dan itu, tanpa membantah ia bangun menolong dan memenuhi permintaan ibu kita, baik itu yang ada di rumah atau ia harus mencarinya malam–malam, tengah malam dan di luar rumah pula! Itu semua demi memenuhi permintaan kita yang ada dalam kandungn ibu. Dan itu pun ia lakukan ikhlas demi kesehatan anaknya. Saat ibu kita mual dan muntah–muntah dalam keadaan yang lemah, ia pun juga demikian. Rasa sakit dan iba mengisi hari–harinya. Namun satu hal yang mampu membuatnya menghilangkan kekhawatiran tersebut, ia akan menjadi seorang ayah.

Orang yang Paling Khawatir Saat Kelahiran Kita
Detik–detik kita mau melihat dunia, ibu sedang berjuang antara hidup dan mati, namun ada jantung diluar ruangan atau di samping ibu kita yang sedang berdegup kencang, khawatir, menunggu, takut, tegang menanti kelahiran bayi mungil yang akan memanggilanya dengan sebutan ayah, yang akan mengisi hari–harinya sebagi seorang ayah, yang akan mengagumi dan menjadikannya sosok teladan sebagai seorang ayah. Kekhawatiran yang begitu besar atas keselamatan kita dan ibu kita amatlah berat, saat sosok yang kita panggil ayah ini harus memilih antara istri dan anaknya siapa yang harus diselamatkan, jika terjadi hal-hal yang ga diinginkan terjadi.

Orang yang Pertama Kalinya Bahagia Saat Kita Lahir Ke Dunia
Oek… saat tangisan kecil itu mengisi dunianya yang baru, beliaulah orang yang sangat bahagia. Kini, orang yang akan memanggilnya ayah telah terlahir ke dunia, berjuta harapan ia tanamkan seraya mengazankan kita dan mengecup kita dengan lembut. Yah, sebuah tangisan yang mampu menghapus semua kegundahan, lelah, khawatir, sejak berita kehamilan ibu kita.



Orang yang Sering Kita Usik dengan Tangisan Kita
Tengah malam, saat semua mata terlelap kita mulai usil konser sendirian, yang akhirnya membangunkan ayah dan ibu kita, seolah-olah dalam tangisan kita, kita mengajak mereka mendengar konser akbar kita sambil ganti popok, ayah dan ibu kita bagi tim kerja yang shift–shift-an. Ga pernah terlontar kata dari mulut seorang ayah saat anaknya konser tengah malam, ”Huh, anakmu berisik!” atau “Ganti popok kan tugas seorang ibu!”, namun tanpa kata–kata ia langsung menimang bayinya dan mengganti popok.

Ketika kita dewasa banyak hal yang membuat hubungan kita terkadang jauh dengan seorang ayah, membuat kita ga seakrab kepada ibu, apa ya sebabnya?

Sosok yang Ga Mudah Menunjukkan Rasa Sayang
Ya itulah seorang ayah, saat anak–anaknya udah beranjak dewasa, justru sifat seorang ayah menjadi sosok yang begitu wibawa, sedikit bicara, dan ga sering menunjukkan rasa sayangnya seperti kita waktu kecil dulu. Orang yang sangat sulit untuk mengucapkan atau mengutarakan kasihnya pada anak–anak. Namun untuk yang satu ini kita pun sebagai anak saatnya untuk mengerti dan memulai sesuatu terlebih dahulu. Menyapa, meminta pendapat, dan menjalin komunikasi sebaik–baiknya, sebab di hatinya yang terdalam, sungguh ia amat sayang pada kita

Kesibukannya Ia Lakukan untuk Kita
Dalam keluarga, sosok ayah juga sosok yang terkadang jarang di rumah, untuk mendengar celotehan kita tentang teman dan hari–hari kita yang menyenangkan atau teman–teman yang membosankan. Akan tetapi sekali lagi, hal itu menuntut kita utuk mengerti bahwa apa yang ia lakukan demi anak–anaknya, agar anak-anaknya bisa sekolah, berpendidikan, menjadi sosok yang lebih dari dirinya. Sebab, dari nurani seorang ayah, mereka pun ingin meninggalkan pekerjaan sehari aja untuk bercengkrama dengan keluarganya.

Sosok yang Diamnya Bukan untuk Ditakuti atau Dianggap Kaku
Yah, terkadang kita malas atau takut bercerita tentang teman–teman atau hal-hal sejenisnya pada ayah, dengan alasan mungkin, “Ayah terlalu kaku, ah… takut dimarahin…” atau “Ayah kan idealis banget orangnya…”, atau kita menganggap sosok ayah bukanlah sosok yang ingin mengurusi hal–hal sepele seperti masalah kita.
Tapi sesungguhnya, dalam hatinya mereka pun ingin sekali ditanyai, dimintai pendapat, oleh putri mereka atau anak–anak mereka. Mereka juga manusia, pernah mengalami proses seperti kita. Karena hal tersebut, ga jarang kalo bicara sama ayah terkadang menyangkut urusan yang macamnya berita – berita kayak masa depan, jurusan, sekolah, karier, dan lain – lain.


Sosok yang Marahnya Bukanlah Sebuah Kebencian
Di keluarga, seorang anak terkadang lebih segan dan takut dengan marahnya seorang ayah. Apakah karena sosok yang elegan, yang biasanya diam, dan telah lelah namun tiba–tiba karena kesalahan kita mampu membuatnya marah, yah itulah yang terkadang kita rasakan. But, percayalah marahnya orang tua bukanlah sebuah kebencian melainkan nasehat, yang kata–katanya ga tertata rapi seperti puisi.

Ayah, sosok yang terkadang terabaikan kasihnya, sosok yang membuat kita segan, sosok yang sepertinya jauh, sosok yang kita anggap idealis, ga mengurusi hal–hal sepele, ya itu semua adalah frame yang entah karena proses apa bisa tertanam dalam pikiran kita.
Ayah sama seperti ibu, sama–sama menyayangi, sama–sama ingin berbagi kasih, sama–sama ingin diperhatikan, sama–sama ingin anaknya lebih baik dari pada mereka. Oleh sebab itu, mari kita mulai , kita tunjukkan rasa cinta kita pada mereka, tentunya dengan menjadi anak yang shalehah dan ga membuat semua pengorbanan mereka sia-sia (meskipun mereka ga pernah bilang begitu).
Seperti yang dikatakan dalam hadis Abdullah bin ‘Abbas ra menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika seorang anak yang saleh menunjukkan cinta dan kebaikannya kepada ayah dan ibunya, Allah mencatat pahala untuknya setara dengan menunaikan ibadah haji.” (HR. Baihaqi)
Wassalamualaikum! (Putri Rahmi M.)
Intermezzo Sesaat
Begitulah Cara Allah Membagi
Suatu hari, empat orang murid Nasruddin mendapat hadiah sekantung permen. Mereka mendatangi Nasruddin dan meminta untuk membagikan permen itu secara adil.
“Baiklah,” kata Nasruddin. “tetapi, mana yang kalian pilih, pembagian dengan cara Allah atau pembagian dengan cara manusia?”
“Dengan cara Allah, tentu saja,” jawab murid-muridnya spontan.
Nasruddin membuka kantung permen itu dan memberikan dua genggam permen pada seorang muridnya, satu genggam permen kepada yang lain, hanya dua butir permen pada murid yang lain, dan murid yang keempat tak mendapat satu pun.
“Pembagian macam apa ini?” murid-muridnya bertanya dengan heran.
“Begitulah cara Allah membagi,” jawab Nasruddin. “dia memberikan seseorang dengan berlimpah, yang lainnya sedikit, dan ada yang tak mendapat apapun. Jika tadi kalian memintaku membagi dengan cara manusia, tentu aku akan membagikannya dengan jumlah yang sama pada setiap orang.” (sumber: 360 Cerita Jenaka Nasruddin Hoja)

Indahnya Kegagalan (QAWAT edisi ke-30)

Assalamualaikum akhwat IC!
Alhamdulillah, apa kabar para akhwat IC yang cantik nan cerdas ini? Semoga selalu dilindungi serta dilimpahkan rahmat dan kasih sayang oleh-Nya. Wuh, minggu ini minggu yang melelahkan bukan? TB-4 yang cukup membuat pusing ditambah lagi dengan tugas-tugas yang menumpuk membuat aktivitas kita di IC semakin sibuk aja. Oya gimana kabar TB-4-nya? Semoga kita semua dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan lancar… amin…
Eh, tunggu dulu! Bener nih kita bisa mengerjakan semua soal yang ada? Masa sih kita dengan mudahnya mengerjakan soal-soal yang katanya nih untuk mata pelajaran tertentu setaraf sama soal-soal SPMB? Ternyata, saudari-saudari sekalian, ga semua dari kita diberi kesempatan dan kemudahan mengerjakan semua soal TB-4 dengan mudah dan lancar. Selalu ada aja kerikil di sana sini yang membuat kita ragu dalam memilih pilihan jawaban dan dalam menjawab soal esai. Emang sih, ada beberapa orang di antara kita yang diberikan kemudahan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Tapi, apakah di semua mata pelajaran mereka begitu? Wah, kalo yang semua nilai pelajarannya bagus sih emang supersmart girl dong! Namun, bukan berarti yang lainnya itu lebih “bodoh” (istilah kasarnya), tapi emang ada beberapa faktor yang tidak kita perhatikan dengan baik. Contohnya, seperti kurangnya persiapan, sering menganggap remeh pelajaran, dan hal-hal kecil lain yang menentukan sukses tidaknya kita dalam mengerjakan soal-soal TB-4.

Ngomongin soal sukses atau gagalnya seseorang, tentu akhwat IC sekalian pernah merasakan GAGAL. Yup, gagal alias tidak sukses a.k.a tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan. Bentuknya bisa bermacam-macam. Gagal dalam mengerjakan sebuah ujian (ini yang paling sering terjadi), gagal dalam sebuah perlombaan, gagal dalam membuat sesuatu, gagal dalam melakukan perubahan, serta kegagalan-kegagalan lainnya yang tentunya bisa kalian buat sendiri daftarnya.
Gagal, merupakan suatu hal yang wajar-wajar aja dalam kehidupan ini. Rasullullah SAW pun sebagai orang yang dikategorikan sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia menurut versi Michael Lahn pernah merasakan kegagalan. Jadi,pantas aja kalo semua orang di dunia ini pernah gagal. Yang ga pernah gagal? Wah, bukan orang kali tuh (hehehe…).
Terus, gimana dong kita menyikapi kegagalan? Apakah kita harus terus menerus menangisi kegagalan itu? Atau apakah kita hanya akan diam aja dan membiarkan kegagalan itu lewat begitu aja tanpa ada hikmah yang dapat diambil?
Di edisi Qawat kali ini, kita akan melihat bagaimana cara menyikapi sebuah kegagalan. Emang bagaimana sih? Yuk, kita lihat bareng-bareng!

Deal with It
Yup, hal pertama yang harus kalian lakukan ialah hadapi kegagalan itu. Maksudnya, berusaha menerima kenyataan yang ada di hadapan kita kalau kita GAGAL. Well, emang sih buat menerima suatu hal yang gak enak itu susaaaahhhhh banget. Apalagi, buat menerima suatu hal yang ga kita harapkan seperti kegagalan itu sendiri. Misalnya, kita yakin nih ulangan Fisika yang tadi kita kerjakan benar semua. Eh,ternyata setelah hasilnya keluar kita termasuk salah satu peserta remedial. Hhhh,nyesek banget ga sih?
Terus, bagaimana dong selanjutnya? Apakah kita akan terus-terusan ga percaya sama hasil yang kita peroleh? Ga mungkin juga kan kita nuntut gurunya? Kecuali, kalo emang ada kesalahan pas mengoreksi. Tapi, kalo emang murni kesalahan kita apa kita tetap ga mau percaya?
Gals, kunci menyikapi kegagalan ialah dengan menghadapinya. Kalo kamu harus remedial, ya ikuti aja remedial itu dengan ikhlas, lapang dada, tabah dan sabar. Kita harus bisa mengendalikan diri kita dengan melihat kenyataan yang ada di depan kita. Jangan sampai kita lari dari kenyataan dan beranggapan bahwa usaha yang telah kita lakukan itu ialah usaha yang terbaik. Mungkin aja ada kesalahan-kesalahan kecil yang ga kita perhatikan sehingga kita mengalami kegagalan.
So, kegagalan? Siapa takut!

Introspeksi Diri
“Uuhh… penasaran nih, kok gue bisa gagal ya? Padahal tuh soal kan mudah banget.” Kata-kata seperti itu mungkin sering keluar dari mulut-mulut orang yang gagal mendapatkan hasil yang bagus padahal menurut mereka, mereka bisa mengerjakan soal-soal tersebut.
Seperti yang udah disinggung di depan, ada beberapa faktor yang ga bisa kita pungkiri akan mempengaruhi keberhasilan kita.
Faktor-faktor tersebut antara lain ialah kurangnya persiapan, ketidaktelitian serta kurang hati-hati dalam mengerjakan sesuatu, kondisi fisik dan mental yang tidak mendukung, serta kurang berdoa.
Wah, kalo yang terakhir ini emang sepele. Namun, ga jarang hal yang terakhir ini malah diremehkan oleh banyak orang. Padahal, banyak orang sukses yang salah satu kunci keberhasilannya ialah doa.
Jadi, kalau kita gagal, kita harus lihat ke belakang, semacam flashback gitu deh. Kenapa sih kita bisa gagal? Apa yang menyebabkan kita gagal? Di mana letak kesalahan kita?
Introspeksi diri bisa bermacam-macam caranya. Pada intinya sih sama, yaitu evaluasi diri. Caranya? Bisa macam-macam. Mulai dari mendaftar semua kesalahan kita sampai bertanya kepada orang lain apa kekurangan kita.
Tapi, dari itu semua, siapa yang tahu tentang diri kita kecuali kita sendiri, ya kan?
Introspeksi juga penting lo, untuk menentukan langkah selanjunya, supaya di kesempatan lain kita ga gagal lagi.

Mundur Selangkah untuk Maju Seribu Langkah
Setelah kita melakukan introspeksi diri, apa lagi yang harus kita lakukan dalam menyikapi kegagalan?
Kalian semua pasti pernah dengar pepatah yang menyebutkan bahwa “Kegagalan itu ialah keberhasilan yang tertunda“. Ya, pepatah itu emang benar. Setiap orang pasti suatu saat akan memperoleh keberhasilan dalam hidupnya. Yang kita ga tahu ialah kapan waktunya keberhasilan itu akan datang kepada kita.
Setelah kita melakukan introspeksi, kita harus lebih mempersiapkan diri kita agar tidak mengulangi kegagalan yang sama.
Oleh karena itu, jika ada kesempatan-kesempatan lain yang datang kepada kita, kita harus memanfaatkannya semaksimal mungkin agar ga terlewat begitu aja.
Kegagalan bukan berarti runtuhnya dunia. Kegagalan yang kita peroleh merupakan suatu anugrah yang diberikan oleh Allah agar kita dapat mengambil pelajaran dari kegagalan itu sendiri. Lagipula, setiap manusia ga mungkin selalu berhasil pada bidang-bidang kegiatan yang digelutinya.
Mungkin, kita gagal di suatu bidang namun mungkin juga kita berhasil di bidang lain. Misalnya, kita gagal masuk Fakultas Kedokteran UI, emang pada awalnya kita akan merasa sangat sedih. Namun, kita masih punya kesempatan mencoba lagi di tahun depan atau dengan mengambil tes masuk perguruan tinggi lain.
Contohnya lagi, ada teman kita yang berhasil dalam suatu bidang akademik, namun ia kurang sukses dalam bidang seni dan olahraga.
Jadi, Allah itu maha adil. Ia memberikan kita kemampuan dan kekuatan yang berbeda pada diri setiap insan.
Jika kamu merasa gagal, percayalah bahwa kegagalan ini merupakan suatu bentuk ujian yang Ia berikan kepadamu. Agar nanti bila kamu diberi suatu keberhasilan kamu tidak lupa bersyukur kepada-Nya. Selain itu, kegagalan ini merupakan suatu bentuk persiapan dalam memperoleh keberhasilan di masa yang akan datang. Kegagalan yang kita alami sekarang merupakan bekal perjalanan bagi kita agar berbuat dan berusaha yang lebih baik lagi ketika ada kesempatan lain. Seperti, jika kita merasa mengalami kegagalan dalam mengerjakan soal-soal TB-4 kemarin, maka dari itu kita harus berusaha agar pada saat UAS nanti bagaimanapun caranya kita harus menjadi lebih baik daripada TB-4 kemarin. Insya Allah, jika persiapan yang kita lakukan lebih matang ditambah dengan doa, kita akan memperoleh hasil yang terbaik. Jadi, mundur selangkah untuk maju seribu langkah penting, kan?
Kita semua pasti sudah tahu bahwa Allah senantiasa memberikan sesuatu yang terbaik untuk kita. Namun, jika sesuatu yang terbaik itu merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan, lalu bagaimana?
Kita boleh aja kecewa terhadap kegagalan yang kita alami. Tapi, tahukah kalian bahwa dengan kecewa itu sendiri sebenarnya kita telah gagal dua kali. Yang pertama gagal dalam mengerjakan sesuatu yang kita kerjakan dan yang kedua gagal mengendalikan diri kita sendiri.
Kecewa boleh aja,tapi kalau kecewanya sampai nangis tujuh hari tujuh malam sih kayaknya agak berlebihan juga ya?
Kecewa karena gagal itu biasa, yang istimewa bagaimana kita mengendalikan diri kita agar kekecewaan itu ga berlarut-larut dalam diri kita. Kekecewaan yang kita alami bisa menjadi modal dasar kita untuk berkarya lebih baik lagi agar ga jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Namun, untuk melakukan itu semua kita tidak boleh putus asa dan berkecil hati. Mulai dari sekarang kita harus bisa bangkit dari keterpurukan yang kita alami (baca: kegagalan) untuk mencapai keberhasilan.
So gals, go face it!
Wassalamualaikum!
(Avina Nadhila Widarsa)




.Quizaholic. (only for the readers)
Udah pada baca Qawat yang tadi kan? Sekarang, yuk kita cek berapa banyak kegagalan dan keberhasilan yang pernah kita raih selama ini! Harus jujur, lo!

Banyak kegagalan yang kita alami yaitu…
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
5. ……………………………………………………..
Dst.

Keberhasilan? Kayaknya ada banyak deh!
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
5. ……………………………………………………..
Dst.

Bandingkan! Walaupun kegagalan kita ada banyak, tapi keberhasilan kita juga ga sedikit. Hidup emang gitu. Silih berganti. So, never give up, never give up if you fall and fall again! Hidup ini Cuma sementara dan sekali. Jadi manfaatkan sebaik-baiknya dan Jangan biarkan hidup kita merana hanya karena kegagalan di dunia.