Jumat, 12 September 2008

Pindah....

Bosen.. tulisannya ga nambah-nambah?
kesel komennya ga dibales-bales?
Bukannya sombong bin takabur,. blognya mau pindah alamat aja ke http://andalusia.blogsome.com

Jumat, 23 November 2007

Kenali IMTAQ lebih jauh

Ingn tahu divisi IMTAQ IC lebih jauh sekaligus namabah IMTAQ kita ?
Kunjung http://andalusia.blogsome.com

'Belajar' dari Perampok

“man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi…
Barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam kondisi haramnya,
niscaya ia mendapatkannya dalam kondisi halal.”

Nggak terasa yaa.. udah seminggu kita bersama. Hari ini mungkin hari terakhir kita ngumpul satu halaqah karena PTS-nya udah hampir selesai. Sebagai kenang-kenangan dari kami (The Metrix 07), kali ini kalian akan dikasih bekal terakhir (hiks…hiks..hiksss…!!) berupa cerita yang Insya Allah berguna buat kalian selama-lamanya. nggak hanya ketika berada di IC tapi ketika kalian berada di masyarakatpun kalian bisa bercermin dari kisah ini.
ceritanya begini…….,
Malam itu ada seorang lelaki hendak merampok. Karena lapar dan belum dan belum mendapat hasil rampokan, ia mencari persinggahan di masjid Rasulullah SAW. Ketika itu Nabi sedang halaqah, mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Perampok itu sesungguhnya minder dengan profesinya tersebut ketika harus kumpul dengan halaqah Rasulullah SAW. Ia duduk di pojok. Jauh dari para sahabat nabi yang tengah menyimak nasihat-nasihat Nabi SAW. Ia menyendiri dengan lapar menyelimuti.
Rasulullah SAW bersabda, “man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi… barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam kondisi haramnya, niscaya ia mendapatkannya dalam kondisi halal”
Sayup-sayup ia dengar satu nasihat nabi. “man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi… Barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam kondisi haramnya, niscaya ia mendapatkannya dalam kondisi halal”.
Karena rasa lapar yang sangat dahsyat, nasihat ini saja yang dapat ia rekam dengan akurat, yang lainnya lewat. Hingga kajian pun ‘tamat’.
Malam semakin larut, rasa laparnya semakin kuat menggerogoti perut. Di tengah sepinya malam ia keluar. Mencari pengganjal perut: “mangsa”. Sebuah rumah pintunya terbuka. Rumah janda muda yang ditinggal mati suaminya. Kesempatan emas di depan mata. Hidangan tersaji seiring rasa lapar yang menggoda. Ia masuki rumah itu dengan mudah.
Saat hendak meraih makanan tersebut, ia tergetar. Pesan Nabi hadir, “man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi.” Meski rasa lapar menggerogoti, ia urungkan diri meraih makanan yang telah tersaji.
Ia berjalan hendak keluar. Ia lihat lemari berisi emas dan perhiasan. Dengan harta itu ia bisa membeli makanan, sehingga berkecukupan, tidak lagi kelaparan. Saat hendak meraih harta dan perhiasan itu, pesan Nabi itu terngiang lagi. “Barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam kondisi haramnya, niscaya ia mendapatkannya dalam kondisi halal.” Ia gagalkan diri untuk mengambil perhiasan yang hamper dicuri.
Masih lapar., Ia bergegas keluar, melewati kamar, hatinya tergetar. Melihat janda muda itu tertidur, syahwatnya berkobar. Ia datangi kamar janda itu. Kembali ia gemetar. Tersentak.Tersadar. : “man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi.”
Takut. Lapar. Gemetar. Ia kembali ke masjid Nabi, beristighfar. Subuh datang. Ia tetap di masjid dalam keadaan takut dan gemetar serta menahan rasa lapar.
Pagi hari. Seorang wanita mengahadap Nabi. Ia ceritakan bahwa tadi malam seseorang menyatroni rumahnya hendak merampok. Tapi orang itu pergi begitu saja.Wanita itu minta kepada Nabi untuk dicarikan suami, laki-laki sholeh dan siap melindungi.
Nabi pun mencari siapa yang bersedia menjadi pendamping janda ini. Nabi ditunjukkan pada seorang laki-laki yang sedang sendiri. Perampok yang kelaparan tadi. Nabi menawari. Laki-laki itu menyanggupi. Pernikahan terjadi.
Pesan Nabi kembali hadir. , “man taraka syai-in fii haraamihi naala fii halaalihi. Barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam kondisi haramnya, niscaya ia mendapatkannya dalam kondisi halal”. terbukti. Ia kini halal makan makanan yang semalam haram baginya. Halal memiliki harta dan perhiasan wanita yang kini jadi istrinya, dan janda itupun sekarang halal baginya.

Begitu sebuah hikmah bicara. Kisah hidup kita barangkali biasa saja.datar. Menjadi luar biasa ketika kita cerdas memahaminya. Ada yang begitu mudah untuk berubah. Cukup satu malam. bahkan bisa lebih cepat dari itu. tak perlu mengulur waktu. Kuncinya: Keyakinan. Keyakinan untuk merespon perubahan. Seperti lelaki perampok itu. ia begitu yakin dengan titah Nabinya. Ia begitu yakin. Keyakinan itu begitu kuat. mengakar. Mendasar. Memberi spirit dan motivasi yang besar.
Ketika setan membisikan untuk melakukan suatu kemaksiatan, maka sadari, istighfar, buang jauh-jauh bisikan yang setan ‘kompori’, yakinkan hati bahwa perbuatan itu merusak harga diri dihadapan Allah rabbul ‘izzati.
Tinggalkan yang haram, yakinkan, bahwa Allah akan memberi kenikmatan yang lebih membahagiakan ketimbang nafsu setan .

Selamat menempuh hidup baru, dengan suasana baru di Insan Cendekia ini.
Suka, duka, tentunya akan kalian rasakan selama tiga tahun nanti.
Banyak tantangan, rintangan, yang selalu menghadang
Tapi, Ingatlah… bahwa ujian yang akan kita rasakan adalah untuk ‘kenaikan’ tingkat kemuliaan kita di hadapan Allah.
Bila kita mampu tetap dalam ‘koridor’ yang telah DIA tetapkan, maka kasih sayang Allah akan selalu menaungi kita.
Namun….bila kita kadang ‘terlempar’ dari jalan yang mulia ini, maka kembalilah…Belum ada kata terlambat….

wassalam…

“Bila Anda gagal merencanakan hidup ini,
maka sesungguhnya anda sedang merancang kegagalan”

Jumat, 26 Oktober 2007

Andalusia......Kini

Andalusia, atau semenanjung Iberia yang lebih dikenal dengan Spanyol dan Portugal saat ini, pernah menjadi simbol kejayaan Islam masa lalu. Sejak Islam memasuki Afrika Utara pada masa Khulafa Al-Rasyidin , kemudian Thariq Bin Ziyad tahun 711 M pada masa Daulah Umayyah , menyeberangi semenanjung Iberia, meruntuhkan satu persatu kerajaan2 Visigoth di pedalaman sebelah selatan Andalus. Bahkan dominasi Islam terus meluas dan berkembang pesat sejak masuknya Abdurrahman Al-Dakhil , pendiri Daulah Umayyah di Benua biru, yang sebelumnya berhasil luput dari maut pasca jatuhnya Damaskus ditangan Abasiah pada tahun 750 M dan meloloskan diri dalam penyamaran selama 6 tahun menuju Andalusia.

Kepemimpinan Abdurrahman bin Muawiyah bin Hisyam bin Abdul Malik Al-Dakhil sebagai Emir I dan berkuasa selama 23 tahun, oleh kalangan ahli sejarah, baik Islam maupun barat, dinilai paling berhasil karena pengaruhnya yang luar biasa dalam membangun sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan yang amat mengagumkan. Kemajuan ekonomi dan stabilitas politik yang begitu kuat, membuat kerajaan-kerajaan di sekitarnya, seperti Asturia di belahan utara jadi khawatir dan rela menyatakan tunduk serta bersedia membayar jizyah demi mengamankan wilayah kekuasaannya agar tak bernasib buruk seperti kerajaan2 Visigoth yang lenyap ( kecuali Malaga ) pada saat Thariq bin Ziyad menaklukkan wilayah ini.

Perjanjian damai dengan Asturia memberi manfaat bagi kelangsungan hidup Daulah Islamiyah karena dapat dijadikan sebagai wilayah penyangga sekaligus benteng pertahanan bagi kemungkinan serangan musuh. Hal ini terbukti pada saat terjadi pertempuran dengan pasukan Charlemagne pada tahun 778 M di daerah Catalunia , Aragon dan Navarre , yang dikenal dengan sebutan Batle of Roncesvalles , musuh berhasil dipukul mundur dengan kemenangan yang gilang gemilang.

Keperkasaan dan kehebatan Al-Dakhil pada masa pemerintahannya, ternyata tak dapat diwarisi oleh para penerusnya. Pasca wafatnya sang Emir tahun 788 M, hampir setiap pergantian Emir selalu dibarengi dengan konflik perebutan kekuasaan yang mengarah pada perang saudara, kecuali pada masa Emir Abdurrahman III ( 912-961) yang merupakan puncak kebesaran dan kemegahan Daulah Umayyah. Kelemahan-kelemahan para penguasa Islam akibat sering timbulnya persaingan menduduki jabatan Emir akhirnya berhasil dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam, termasuk Asturia yang pernah menjalin persahabatan dan tunduk atas Daulah Umayyah, lambat laun berkembang menjadi Kerajaan Castile dan Aragon, yang pada tahun 1492, dibawah pimpinan Ferdinand (1452-1516) dan Isabell (1451-1504) berhasil mengikis habis kekuasaan Islam di Bumi Andalusia.

Tapi, tahukah apa yang sebenarnya menjadi faktor rapuhnya kekuasaan Islam di Andalusia?. Seperti disebutkan oleh Aly Bin Hazim (994-1064), seorang ahli filsafat dan sejarah Islam kelahiran Cordova yang di barat biasa disebut dengan Alhazem, dalam karyanya yang berjudul Naqtul Arrusi , mengatakan :

“Pada masa permulaan ( Daulah Umayyah di Damsik ) tidak ada seorangpun yang naik tahta menjabat Khalifah itu ibunya seorang sahaya, kecuali Yazid dan Ibrahim ibn Al-Walid. Pada masa Abasiyah tidak seorangpun yang naik tahta menjabat Khalifah itu ibunya berasal dari wanita merdeka, kecuali Al-Syafah, Al-Mahdi dan Al-Amin. Dan pada masa Daulah Umayah di Andalusia , tidak seorangpun diantara pejabat Khalifah (Emir) yang ibunya berasal dari wanita merdeka…”

Bila dalam lingkungan istana saja demikian adanya, bagaimana dengan kalangan pembesar yang lain?. Perkawinan campur dengan wanita setempat yang didapat dari tawanan perang itulah yang barangkali menjadi indikasi rapuhnya kekuasaan Islam yang sempat menghijaukan benua biru lebih dari 700 tahun (711-1492) !

Pesan Ibnul Qayyim

Ibnul Qayyim berkata:
“ pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran it uterus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori, ia mengalami proses pewujudan dan pembentukan , maka jadilah ia idea tau gagasan. Inilah tiga lapisan yang mendiami wilayah kesadaran akal. Jika engkau gagal menolak kehadiran setan pada tahap lintasan pikiran, maka akan lebih berat bagimu menolaknya ketika ia telah mewujud secara nyata dalam idea tau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu. Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya di sini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapikemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad. Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Di sini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka, jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter”.

Minggu, 02 September 2007

Makanan Haram? Takut! (QAWAT Juli 2007)

Assalamualaikum akhwat IC!
Gimana nih liburannya? Ahlan wa sahlan buat yang baru bergabung sebagai angkatan 13. Semoga kalian bisa betah berada di lingkungan IC ini. Insya Allah kalian gak rugi sekolah di IC!
Salah satu hal yang menyenangkan sewaktu liburan adalah bisa makan makanan yang enak, selain makanan yang biasa kita makan di kantin. Tul gak? Ngomong-ngomong tentang makanan, kalian tahu gak kalau makanan yang selama ini kita makan beberapa di antaranya rawan akan kehalalannya? Nah, pada edisi kali ini Qawat ingin membagi info tentang kehalalan makanan yang sering kita jumpai biar kita gak rugi dunia akhirat!

Makanan Halal? Harus itu!
Mungkin banyak diantara kita yang menyepelekan kehalalan makanan. Kenapa sih kita harus peduli sama makanan yang halal dan haram? Selagi enak, kenapa enggak? Tapi tau gak kalau apa yang kita makan itu ternyata haram, doa kita gak diterima selama 40 hari!! Rasulullah saw. bersabda, ”Wahai Saad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang doanya dikabulkan. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika
ada seorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal sholehnya selama 40 hari. Dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya.” (HR. At Thabrani)
Sayang kan kalau kita udah banyak berdoa tapi gak diterima oleh Allah cuma gara-gara makanan haram doang! Jadi sia-sia deh doa kita selama ini…
Yang Qawat tulis di bawah ini adalah beberapa makanan yang patut kita waspadai kehalalannya..

Black Forest
Siapa yang tidak kenal dengan makanan yang satu ini? Mm.. mungkin itu sudah menjadi salah satu menu wajib bagi sebagian kita yang berulang tahun. Tapi, tahu enggak kalau makanan ini sangat rawan kehalalannya?
Hampir semua black forest yang dijual di pasaran ternyata ditambahkan rum pada resepnya. Rum adalah salah satu jenis arak yang sudah umum untuk membuat cake dan kue (sus). Jadi sebenarnya tidak hanya kue black forest saja yang menggunakan rum. Bisa saja berupa kue sus atau pie buah. Padahal jelas bahwa rum adalah salah satu jenis minuman/arak yang diharamkan untuk dikonsumsi oleh kita. Sehingga semua
jenis makanan yang mengandung atau ditambahkan rum dalam resepnya menjadi tidak halal. Oleh karena itu sebelum kita membeli black forest, ada baiknya kita bertanya apakah menggunakan rum atau tidak.

Tiramisu
Pernah dengar tentang tiramisu? Tiramisu adalah suatu jenis makanan pencuci mulut (dessert) yang berasal dari Eropa, tepatnya dari negara Italia.
Tiramisu adalah cake berlapis atau cake sponge yang direndam dalam suatu jenis minuman keras dengan tambahan coklat dan custard. Jadi, kita harus berhati-hati jika akan mengkonsumsi dessert yang bernama tiramisu ini. Karena berdasarkan resep aslinya, pasti menggunakan suatu jenis minuman keras.

Miras Dalam Berbagai Bentuk
Jangan merasa aman dengan minuman ‘selain miras’ yang di pesan dari suatu restoran. Ternyata ada restoran yang memasukkan miras ke dalam minuman selain’miras’ lo... Hukumnya akan tetap HARAM. Ternyata beberapa restoran dan kafe juga menyediakan minuman kopi dan cokelat lengkap dengan campuran sedikit minuman beralkohol di dalamnya. Ada yang disebutkan secara terang-terangan di dalam menunya, ada pula yang tidak disebutkan. Variasi menu yang dihasilkannya juga cukup beragam dan bermacam-macam. Ada menu-menu yang berasal dari daerah tertentu, atau dikreasi oleh koki tertentu. Misalnya ada kopi capucino, expresso, dan sebagainya. Di beberapa kafe yang menawarkan minuman kopi, ternyata secara terselubung mereka gunakan juga campuran minuman keras tersebut tanpa diketahui konsumen. Jadi, jangan mudah terjebak oleh tampilan yang kelihatannya minuman halal, tapi ternyata tersembunyi sesuatu yang haram.

Penggunaan Arak dalam Masakan
Banyak kegunaan yang diharapkan dari arak. Para juru masak meyakini kalau daging yang direndam dalam arak akan menjadi empuk dan enak. Oleh karena itu daging yang akan dipanggang atau dimasak dalam bentuk teppanyaki seringkali direndam dalam arak. Selain itu arak juga menghasilkan aroma dan cita rasa yang khas, yang oleh para juru masak dianggap dapat mengundang selera. Aroma itu muncul pada saat masakan dipanggang, ditumis, digoreng, atau jenis masakan lainnya. Penggunaan arak atau minuman keras memang cukup banyak dalam berbagai masakan. Baik masakan asing, seperti masakan Cina, Jepang, dan Eropa, maupun masakan Indonesia sendiri seperti tumisan, mie, nasi goreng, dan sea food. Lihat aja saat koki membuat stir fry. Bila dia menambahkan sesuatu (cairan) dari botol yang langsung disambut kobaran nyala api berwarna merah di penggorengan, itu artinya yang ditambahkan adalah ang ciu.
Jenis arak yang digunakan dalam berbagai masakan itu bermacam-macam, ada arak putih (pek be ciu), arak merah (ang ciu), arak mie (kue lo ciu), arak
gentong, dan lain-lain. Sedangkan untuk masakan Jepang kita mengenal adanya mirin dan sake yang sering ditambahkan dalam menu mereka.
Penggunaan arak ini pun beragam, mulai dari restoran besar, restoran kecil bahkan warung-warung tenda yang buka di pinggir jalan!! Walah..
Nah, ini tentunya menjadi peringatan bagi kita semua agar lebih berhati-hati dalam membeli masakan.

Coklat Dibubuhi Minuman Keras
Qawat yakin hampir semua orang menyukai cokelat. Selama ini mungkin kita berpikir bahwa cokelat berasal dari biji cokelat (tanaman), sehingga otomatis halal. Siapa sangka ternyata ada juga yang ditambahkan minuman keras!
Ada beberapa jenis cokelat yang diimpor dari negara-negara Eropa yang dari ingredientnya terdapat berbagai jenis minuman keras. Misalnya untuk cokelat irish lickorize yang diproduksi dari Irlandia, terdapat brandy di dalamnya. Demikian juga dengan cokelat yang lain yang mengandung rum dan vodka.

Permen
Bagi anak IC, makan permen adalah salah satu cara untuk tetap melek di kelas. Setuju? Ternyata permen juga dapat dimasuki bahan-bahan haram loh.. Bila melihat dalam daftar bahan-bahan (ingredients), maka yang tercantum adalah nama-nama ilmiahnya. Banyak pintu masuk produk tidak halal dalam pembuatan permen. Misalnya penggunaan gelatin sebagai salah satu
bahan utama permen kenyal, seperti marshmallow. Dalam kandungan isinya, tidak dicantumkan apakan gelatin yang dimaksud itu gelatin sapi atau babi? Kalaupun gelatin sapi yang digunakan, apakah kehalalannya juga terjamin (sapi tersebut disembelih secara islami)?
Produk lain misalnya lesitin. Ada banyak jalan dalam membuat lesitin, walaupun secara komersial lesitin hanya berasal dari kacang kedelai. Lesitin yang biasanya diperoleh dengan cara ekstraksi kemudian bisa diperlakukan lebih lanjut dimana sebagian ada yang diproses dengan menggunakan enzim fosforilase A yang berasal dari hewan (statusnya syubhat karena tidak jelas hewannya apa dan cara penyembelihannya bagaimana).
Oleh karena itu kita harus menghindari produk pangan (hasil produsen industri besar) yang tidak ada label halalnya karena secara umum produk pangan itu menjadi syubhat.
Satu lagi, produk permen yang tidak ada label halalnya artinya kehalalanya tidak ada yang menjamin (dalam hal ini MUI). Oleh karena itu produk yang seperti ini harus dihindari karena permen termasuk yang cukup rawan kehalalannya.

Tepung dan Roti
Siapa mengira kalau tepung dan produk roti bisa menjadi tidak halal? Kenyataannya bisa. Dalam proses pembuatan roti, kadang ditambahkan dough conditioner yang melembutkan, megembangkan adonan dan memperpanjang umur simpan. Dough

conditioner ini berisi berbagai jenis bahan,
diantaranya L-sistein. Bahayanya, L-sistein yang paling murah dan sering ditambahkan adalah yang diekstrak dari rambut manusia! Masih dalam pembuatan roti, terkadang sebagian tepung gandum digantikan oleh protein yang diisolasi dari plasma darah (bovine plasma protein isolate) dengan tujuan membentuk karakteristik yang baik. Aditif ini dapat kita temui pada es krim dan cake sebagai pengemulsi, pada permen sebagai pembentuk tekstur, bahkan pada jus buah sebagai penjernih, dan lain sebagainya. Dan ternyata karena alasan efisiensi produksi, sekitar 90% produksi gelatin dunia adalah berasal dari jaringan kolagen babi.

Dampak Makanan Haram
Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Barangsiapa yang memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban). Ibnu Abbas ra. berkata, “Allah tidak menerima shalat seorang yang di dalam perutnya ada meski sedikit makanan yang haram.”
Maka hendaklah kita mengintrospeksi diri. Berapa banyak doa yang telah kita panjatkan, namun tak kunjung dikabulkan. Apakah kita telah makan makanan yang sesuai dengan ajaran agama kita?
Akhwat IC, maka jangan tergoda untuk mencicipi makanan yang ada di depanmu jika kamu tidak yakin

kehalalannya. Jangan sungkan untuk menolak secara halus makanan atau minuman pemberian seseorang bila kamu ragu kehalalannya. Insya Allah jika kamu menolaknya secara halus orang itu juga gak akan marah kok. Karena bagaimana pun hidup di dunia ini hanya sebentar. Bila kita mengisi perut kita ini dengan makanan haram, bagaimana dengan kehidupan akhirat nanti?
Agak berat ya, hehe… Yah, pada intinya Qawat ingin mengajak kita semua untuk berhati-hati dalam memilih makanan, karena makanan yang haram bisa berakibat buruk dunia akhirat.
Wassalamualaikum!

Dan Atid pun Menangis (II) (QAWAT Last edition from LIA)

Inilah QAWAT terakhir yang diterbitkan oleh DIORAMA ANDALUSIA 17, tapi jangan sedih dulu, masih ada QAWAT edisi depan yang diterbitkan oleh DIORAMA yang baru.

Pukul 12.00
Bel panjang berbunyi disusul gema suara azan,
dan seluruh umat manusia terhenti dari pekerjaannya.
Tuk menghadap Tuhannya,
Tuhan yang Maha Mulia, Tuhan yang Serbabisa.
Derap langkah kaki bergema sepanjang koridor,
bergaung, berlomba menuju Masjid,
tanda keikhlasan yang abadi dari seorang hamba kepada Tuannya.
Fulanah tidaklah berbeda.
Dengan tawa berderai, berjalan bersama teman-temannya.
Entah apa yang diperbincangkannya, mungkin hanya basa-basi belaka.
Melepas sepatu, menuju tempat wudhu.
Saling menyapa, masih dengan deraian tawa.
Bertanya tentang TB, seberapa sulitnya TB itu.
Tentu saja, dengan deraian tawa.
Menaiki tangga, memakai mukena.
Shalat, entah khusyuk atau tidak.
Yang jelas, selepas shalat Fulanah langsung mengobrol kembali dengan temannya.
Merencanakan sesuatu, entah apalah itu.
Berdua mengangguk tanda sepakat,
melipat mukena cepat-cepat.
Menuruni tangga, padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar.
Gelak tawa dan keributan terjadi saat turun tangga dan memakai sepatu.
Padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar.
Berdiri, bersiap-siap menuju kantin seakan-akan akan mengejar angin.
Padahal ada yang sedang bertausyiah di depan mimbar!
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang bahkan menghargai kawannya sendiri ia tak sudi? Jikalau cara menghormati sesamanya ia tidak tahu, apalagi menghargai semesta alam? Padahal manusia adalah khalifah yang bertugas memimpin peradaban di bumi.”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 16.35
Murid mana yang tidak senang apabila tiba saatnya pulang?
Di kelasnya yang sedang berlangsung pelajaran terakhir,
Fulanah duduk dengan gelisah dan ketidaktenangan.
Melirik jam sesekali, mencolek temannya yang masih asyik menekuni buku Fisika.
Mengajak mengobrol, namun tak berhasil.
Membaca buku, tak konsentrasi.
Akhirnya, berdentanglah suara itu.
Wajah Fulanah mendadak ceria.
Memasukkan buku, membereskan alat tulis.
Bersenandung kecil, tanda keriangan hati.
Kembali menuju Masjid, tuk menunaikan ibadah Ashar.
Kali ini ia sempat berdoa, namun tidaklah lama.
Melipat mukena, merapikan jilbab sejenak di kaca.
Berlari-lari kecil menuruni tangga.
Menoleh ke kiri dan ke kanan, seakan-akan mencari sesuatu.
Memakai sepatu dengan cekatan, mengambil langkah seribu.
Terdengarlah panggilan untuk dirinya diumumkan dari Masjid.
Nyatanya, Fulanah tidak datang.
Ia malas, ingin segera balik ke asrama.
Tak tahulah Fulanah bahwa kedatangannya sangat dinantikan oleh teman-temannya.
Mereka sangat kecewa karena ketidakhadiran Fulanah.
Urusan mereka terhambat hanya karena Fulanah seorang.
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang memenuhi hak saudaranya ia tidak mampu? Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi hak rakyat jika hal kecil seperti ini tak ia latih dengan baik?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 18.00
Maghrib datang menjelang.
Tampak baju shalat yang berwarna-warni.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan begitu banyak warna, menyajikan keindahan yang tiada tara.
Fulanah tak kalah modis dengan bajunya.
Pas dan serasi benar dengan dirinya.
Namun ada yang janggal dari bajunya.
Ya, tetap menutup aurat.
Benar, masih dalam koridor kesopanan.
Tapi lihatlah, ketat benar bajunya.
Seakan-akan kekurangan bahan, seakan-akan ia ingin menunjukkan tubuhnya.
Lihatlah lagi, masih ada yang aneh dengan jilbabnya.
Memang menutup dada, namun gampang tersingkap. Menerawang pula.
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang untuk keamanannya sendiri ia malas memperhatikan?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Di Masjid, seperti biasa.
Shalat Maghrib berjamaah.
Bersama-sama merapatkan shaf,
tanda kesatuan umat dalam menghadapi tantangan hidup,
demi kejayaan Islam di waktu mendatang.
Bersama-sama mengikuti gerakan imam,
tanda ketundukan terhadap penguasa yang shaleh lagi bijaksana.
Bersama-sama sujud di hadapan Allah,
tanda penghambaan makhluk yang lemah lagi fana.
Bersama-sama mengucap salam ke kanan dan kiri,
tanda doa bagi sesama.
Bersama-sama melafalkan wirid,
tanda permohonan untuk kemudahan dunia-akhirat.
Tidak demikian adanya dengan Fulanah.
Setelah salam, ia ke shaf paling belakang.
Bukan demi kekhusyukan dalam berdoa.
Ternyata ia berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya yang lain.
Mengganggu kenikmatan berdoa orang lain. Mengganggu sekali.
Tapi mereka tidak sadar,
atau malah jangan-jangan memang sengaja tidak menyadarinya?
Bahwa berdoa butuh ketenangan susana.
Bahwa berdoa butuh konsentrasi dan kesungguhan hati.
Namun mereka tetap saja mengobrol!
Dan Rakib pun bertanya, ”Inikah yang pantas menjadi khalifah, yang dalam sehari telah menyepelekan Tuhannya berkali-kali?” gusar sekali kedengarannya.
Kemudian, Rakib melanjutkan, ”Bahwa ia tidak menyadari, ada yang lebih berkuasa di atas mereka.”
”Mereka manusia, Rakib, tidakkah dirimu ingat bahwa manusia punya sifat lupa dan salah?” Atid berbicara setelah sekian lama.
”Lupa? Lupa? Seberapa lupakah mereka kepada Tuhannya yang begitu mengasihinya sampai-sampai untuk berterima kasih saja mereka lupa?Bersyukur saja mereka lupa! Tidakkah kau bayangkan, betapa tidak berterimakasihnya makhluk yang bernama manusia itu? Pantaskah mereka menjadi khalifah, kutanya? Pantas tidak?”
Atid terdiam, ia tidak sanggup berkata apa-apa.
Pukul 00.00
Kabut mulai turun di Insan Cendekia.
Wajah malam menampakkan dirinya yang gelap dan dingin.
Angin berhembus, menghajar pepohonan yang tegak berdiri.
Hiruk pikuk suasana siang hari,
telah terganti oleh redup dunia yang menenangkan jiwa.
Sayup terdengar helaan nafas dari segenap penjuru.
Hampa terasa, sunyi suasana.
”Atid temanku, marilah kita ambil hikmah dari perjalanan kita kali ini. Jawablah pertanyaanku, janganlah engkau diam saja seperti itu. Ingatkah kau, mengapa dulu kita beramai-ramai menyembah Adam, sang manusia pertama?” tanya Rakib.
”Ah Rakib, tentu saja kutahu. karena mereka bisa menyebutkan segala sesuatu yang kita tidak mengerti. Mereka diberi kepandaian oleh Allah untuk mengetahui segala sesuatu, sedangkan kita tidak. Kepandaian itu diperlukan untuk menangkap ilmu, sedangkan ilmu itu diperlukan untuk menjadi seorang khalifah.”
”Benarkah perkiraanku, bahwa sekiranya khalifah itu harus pintar?”
”Ya, harus. Bagaimana ia mau memimpin jika ia tidak pintar?”
”Benarkah perkiraanku, bahwa sekiranya khalifah itu adalah orang yang menaati perintah Allah dan mengingat-Nya setiap saat?”
”Benar, tidak ada keraguan tentang perkara itu.”
”Mengapa Allah memilih makhluk yang pandai tapi tidak tunduk sepenuhnya kepada-Nya?”
”Maksudmu?”
”Ya. Tidakkah kau melihat, Atid. Di sekolah yang penuh dengan orang-orang yang pintar ini, mereka belajar agama, tapi tidak mengamalkannya. Mereka mengetahui perintah yang termaktub dalam Al-Qur’an tapi tidak mengindahkannya. Mereka berkata bahwa mereka tidak bisa menyebut satu per satu pemberian Sang Khaliq tapi jarang mengingat-Nya dalam sanubari mereka. Mereka tahu kalau perbuatan mereka salah tapi mereka tetap melakukan, seakan-akan Tuhan mereka buta-tuli. Mereka berkata ingin memajukan agama mereka tapi mereka tidak khusyuk dalam shalat dan doanya serta gampang menyepelekan sesuatu.”
Atid terdiam.
”Bagaimana Atid temanku? Apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka bisa seperti ini?”
”Mereka seharusnya dapat mendekatkan mereka kepada Allah. Semakin banyak ilmu yang mereka raih, semakin pula seharusnya mereka menyadari tanda-tanda kekuasaan Allah yang tiada terbilang. Semakin pula mereka menyadari bahwa diri mereka adalah fana, suatu ketidakabadian yang nyata. Semakin pula mereka bertambah tunduk kepada-Nya.”
Atid tergugu sejenak.
Angin berhembus kencang.
”Sayangnya mereka tidak menyadari hal itu,” Atid melanjutkan.
Kabut semakin menebal.
”Mereka tidak menyadarinya.”
Dan gerimis pun menghujam.
”Sungguh mereka tidak menyadarinya.”
Hela napas Fulanah terdengar.
”Mereka hanyalah makhluk yang tidak sadar akan dirinya sendiri.”
Dan Atid pun menangis.

Insan Cendekia, 17 Agustus 2006 - 17 Agustus 2007
.: Diorama Andalusia 17 :.