Minggu, 02 September 2007

Indahnya Kegagalan (QAWAT edisi ke-30)

Assalamualaikum akhwat IC!
Alhamdulillah, apa kabar para akhwat IC yang cantik nan cerdas ini? Semoga selalu dilindungi serta dilimpahkan rahmat dan kasih sayang oleh-Nya. Wuh, minggu ini minggu yang melelahkan bukan? TB-4 yang cukup membuat pusing ditambah lagi dengan tugas-tugas yang menumpuk membuat aktivitas kita di IC semakin sibuk aja. Oya gimana kabar TB-4-nya? Semoga kita semua dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan lancar… amin…
Eh, tunggu dulu! Bener nih kita bisa mengerjakan semua soal yang ada? Masa sih kita dengan mudahnya mengerjakan soal-soal yang katanya nih untuk mata pelajaran tertentu setaraf sama soal-soal SPMB? Ternyata, saudari-saudari sekalian, ga semua dari kita diberi kesempatan dan kemudahan mengerjakan semua soal TB-4 dengan mudah dan lancar. Selalu ada aja kerikil di sana sini yang membuat kita ragu dalam memilih pilihan jawaban dan dalam menjawab soal esai. Emang sih, ada beberapa orang di antara kita yang diberikan kemudahan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Tapi, apakah di semua mata pelajaran mereka begitu? Wah, kalo yang semua nilai pelajarannya bagus sih emang supersmart girl dong! Namun, bukan berarti yang lainnya itu lebih “bodoh” (istilah kasarnya), tapi emang ada beberapa faktor yang tidak kita perhatikan dengan baik. Contohnya, seperti kurangnya persiapan, sering menganggap remeh pelajaran, dan hal-hal kecil lain yang menentukan sukses tidaknya kita dalam mengerjakan soal-soal TB-4.

Ngomongin soal sukses atau gagalnya seseorang, tentu akhwat IC sekalian pernah merasakan GAGAL. Yup, gagal alias tidak sukses a.k.a tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan. Bentuknya bisa bermacam-macam. Gagal dalam mengerjakan sebuah ujian (ini yang paling sering terjadi), gagal dalam sebuah perlombaan, gagal dalam membuat sesuatu, gagal dalam melakukan perubahan, serta kegagalan-kegagalan lainnya yang tentunya bisa kalian buat sendiri daftarnya.
Gagal, merupakan suatu hal yang wajar-wajar aja dalam kehidupan ini. Rasullullah SAW pun sebagai orang yang dikategorikan sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia menurut versi Michael Lahn pernah merasakan kegagalan. Jadi,pantas aja kalo semua orang di dunia ini pernah gagal. Yang ga pernah gagal? Wah, bukan orang kali tuh (hehehe…).
Terus, gimana dong kita menyikapi kegagalan? Apakah kita harus terus menerus menangisi kegagalan itu? Atau apakah kita hanya akan diam aja dan membiarkan kegagalan itu lewat begitu aja tanpa ada hikmah yang dapat diambil?
Di edisi Qawat kali ini, kita akan melihat bagaimana cara menyikapi sebuah kegagalan. Emang bagaimana sih? Yuk, kita lihat bareng-bareng!

Deal with It
Yup, hal pertama yang harus kalian lakukan ialah hadapi kegagalan itu. Maksudnya, berusaha menerima kenyataan yang ada di hadapan kita kalau kita GAGAL. Well, emang sih buat menerima suatu hal yang gak enak itu susaaaahhhhh banget. Apalagi, buat menerima suatu hal yang ga kita harapkan seperti kegagalan itu sendiri. Misalnya, kita yakin nih ulangan Fisika yang tadi kita kerjakan benar semua. Eh,ternyata setelah hasilnya keluar kita termasuk salah satu peserta remedial. Hhhh,nyesek banget ga sih?
Terus, bagaimana dong selanjutnya? Apakah kita akan terus-terusan ga percaya sama hasil yang kita peroleh? Ga mungkin juga kan kita nuntut gurunya? Kecuali, kalo emang ada kesalahan pas mengoreksi. Tapi, kalo emang murni kesalahan kita apa kita tetap ga mau percaya?
Gals, kunci menyikapi kegagalan ialah dengan menghadapinya. Kalo kamu harus remedial, ya ikuti aja remedial itu dengan ikhlas, lapang dada, tabah dan sabar. Kita harus bisa mengendalikan diri kita dengan melihat kenyataan yang ada di depan kita. Jangan sampai kita lari dari kenyataan dan beranggapan bahwa usaha yang telah kita lakukan itu ialah usaha yang terbaik. Mungkin aja ada kesalahan-kesalahan kecil yang ga kita perhatikan sehingga kita mengalami kegagalan.
So, kegagalan? Siapa takut!

Introspeksi Diri
“Uuhh… penasaran nih, kok gue bisa gagal ya? Padahal tuh soal kan mudah banget.” Kata-kata seperti itu mungkin sering keluar dari mulut-mulut orang yang gagal mendapatkan hasil yang bagus padahal menurut mereka, mereka bisa mengerjakan soal-soal tersebut.
Seperti yang udah disinggung di depan, ada beberapa faktor yang ga bisa kita pungkiri akan mempengaruhi keberhasilan kita.
Faktor-faktor tersebut antara lain ialah kurangnya persiapan, ketidaktelitian serta kurang hati-hati dalam mengerjakan sesuatu, kondisi fisik dan mental yang tidak mendukung, serta kurang berdoa.
Wah, kalo yang terakhir ini emang sepele. Namun, ga jarang hal yang terakhir ini malah diremehkan oleh banyak orang. Padahal, banyak orang sukses yang salah satu kunci keberhasilannya ialah doa.
Jadi, kalau kita gagal, kita harus lihat ke belakang, semacam flashback gitu deh. Kenapa sih kita bisa gagal? Apa yang menyebabkan kita gagal? Di mana letak kesalahan kita?
Introspeksi diri bisa bermacam-macam caranya. Pada intinya sih sama, yaitu evaluasi diri. Caranya? Bisa macam-macam. Mulai dari mendaftar semua kesalahan kita sampai bertanya kepada orang lain apa kekurangan kita.
Tapi, dari itu semua, siapa yang tahu tentang diri kita kecuali kita sendiri, ya kan?
Introspeksi juga penting lo, untuk menentukan langkah selanjunya, supaya di kesempatan lain kita ga gagal lagi.

Mundur Selangkah untuk Maju Seribu Langkah
Setelah kita melakukan introspeksi diri, apa lagi yang harus kita lakukan dalam menyikapi kegagalan?
Kalian semua pasti pernah dengar pepatah yang menyebutkan bahwa “Kegagalan itu ialah keberhasilan yang tertunda“. Ya, pepatah itu emang benar. Setiap orang pasti suatu saat akan memperoleh keberhasilan dalam hidupnya. Yang kita ga tahu ialah kapan waktunya keberhasilan itu akan datang kepada kita.
Setelah kita melakukan introspeksi, kita harus lebih mempersiapkan diri kita agar tidak mengulangi kegagalan yang sama.
Oleh karena itu, jika ada kesempatan-kesempatan lain yang datang kepada kita, kita harus memanfaatkannya semaksimal mungkin agar ga terlewat begitu aja.
Kegagalan bukan berarti runtuhnya dunia. Kegagalan yang kita peroleh merupakan suatu anugrah yang diberikan oleh Allah agar kita dapat mengambil pelajaran dari kegagalan itu sendiri. Lagipula, setiap manusia ga mungkin selalu berhasil pada bidang-bidang kegiatan yang digelutinya.
Mungkin, kita gagal di suatu bidang namun mungkin juga kita berhasil di bidang lain. Misalnya, kita gagal masuk Fakultas Kedokteran UI, emang pada awalnya kita akan merasa sangat sedih. Namun, kita masih punya kesempatan mencoba lagi di tahun depan atau dengan mengambil tes masuk perguruan tinggi lain.
Contohnya lagi, ada teman kita yang berhasil dalam suatu bidang akademik, namun ia kurang sukses dalam bidang seni dan olahraga.
Jadi, Allah itu maha adil. Ia memberikan kita kemampuan dan kekuatan yang berbeda pada diri setiap insan.
Jika kamu merasa gagal, percayalah bahwa kegagalan ini merupakan suatu bentuk ujian yang Ia berikan kepadamu. Agar nanti bila kamu diberi suatu keberhasilan kamu tidak lupa bersyukur kepada-Nya. Selain itu, kegagalan ini merupakan suatu bentuk persiapan dalam memperoleh keberhasilan di masa yang akan datang. Kegagalan yang kita alami sekarang merupakan bekal perjalanan bagi kita agar berbuat dan berusaha yang lebih baik lagi ketika ada kesempatan lain. Seperti, jika kita merasa mengalami kegagalan dalam mengerjakan soal-soal TB-4 kemarin, maka dari itu kita harus berusaha agar pada saat UAS nanti bagaimanapun caranya kita harus menjadi lebih baik daripada TB-4 kemarin. Insya Allah, jika persiapan yang kita lakukan lebih matang ditambah dengan doa, kita akan memperoleh hasil yang terbaik. Jadi, mundur selangkah untuk maju seribu langkah penting, kan?
Kita semua pasti sudah tahu bahwa Allah senantiasa memberikan sesuatu yang terbaik untuk kita. Namun, jika sesuatu yang terbaik itu merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan, lalu bagaimana?
Kita boleh aja kecewa terhadap kegagalan yang kita alami. Tapi, tahukah kalian bahwa dengan kecewa itu sendiri sebenarnya kita telah gagal dua kali. Yang pertama gagal dalam mengerjakan sesuatu yang kita kerjakan dan yang kedua gagal mengendalikan diri kita sendiri.
Kecewa boleh aja,tapi kalau kecewanya sampai nangis tujuh hari tujuh malam sih kayaknya agak berlebihan juga ya?
Kecewa karena gagal itu biasa, yang istimewa bagaimana kita mengendalikan diri kita agar kekecewaan itu ga berlarut-larut dalam diri kita. Kekecewaan yang kita alami bisa menjadi modal dasar kita untuk berkarya lebih baik lagi agar ga jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Namun, untuk melakukan itu semua kita tidak boleh putus asa dan berkecil hati. Mulai dari sekarang kita harus bisa bangkit dari keterpurukan yang kita alami (baca: kegagalan) untuk mencapai keberhasilan.
So gals, go face it!
Wassalamualaikum!
(Avina Nadhila Widarsa)




.Quizaholic. (only for the readers)
Udah pada baca Qawat yang tadi kan? Sekarang, yuk kita cek berapa banyak kegagalan dan keberhasilan yang pernah kita raih selama ini! Harus jujur, lo!

Banyak kegagalan yang kita alami yaitu…
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
5. ……………………………………………………..
Dst.

Keberhasilan? Kayaknya ada banyak deh!
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
5. ……………………………………………………..
Dst.

Bandingkan! Walaupun kegagalan kita ada banyak, tapi keberhasilan kita juga ga sedikit. Hidup emang gitu. Silih berganti. So, never give up, never give up if you fall and fall again! Hidup ini Cuma sementara dan sekali. Jadi manfaatkan sebaik-baiknya dan Jangan biarkan hidup kita merana hanya karena kegagalan di dunia.

Tidak ada komentar: