Sabtu, 01 September 2007

Makna Tahun Baru (QAWAT edisi ke-14)

Assalamualaikum gals!!!
Senang bisa ketemu kalian lagi, walaupun bukan di hari Jumat seperti biasa. Maaf nih, soalnya ada kesalahan teknis yang ga terduga-duga terjadi saat pembuatan Qawat ini berlangsung. Tapi lagi-lagi, alhamdulillah, kita masih bisa menikmati walaupun telat sehari dari hari penerbitan yang biasa.
Apa kabar nih abis liburan panjang? Pastinya makin fresh dan ceria di hari-hari pertama semester II ini. Eh… kok ada yang cemberut and BT gitu sih tampangnya? Waduh, ga mau liburannya selesai ya? Qawat maunya juga gitu sih (hehehe…). Tapi, sebagai pelajar kita harus melaksanakan tugas kita kembali dengan baik di semester II ini. Maklum, semester penentuan, untuk yang kelas XII, kelulusan dari IC yang tercinta ini dan penerimaan di perguruan tinggi tinggal beberapa bulan lagi. Buat yang kelas XI, semester ini adalah penentuan bagi kenaikan kelas dan yang paling deg-degan buat anak kelas X yang mau menentukan jurusan, baik IPA, IPS atau terpaksa ga naik kelas juga dipengaruhi prestasi belajar kalian di semester ini. Jadi, buat apa cemberut-cemberut gitu? Lebih baik kita hadapi semsester dua ini dengan lebih semangat biar hasil yang dicapai nantinya memuaskan, amin…
Hmm… ngomong-ngomong, liburan pada kemana aja nih? Atau jangan-jangan cuma bengong di rumah sambil nonton sinetron? Yang jelas, kalian pasti memanfaatkan momen liburan ini sebaik-baiknya, kan? Karena emang kesempatan liburan ini langka banget (apalagi di IC). Bisa kumpul bareng keluarga dan jalan-jalan sama teman-teman sepuasnya. Asyik ya?
Bicara soal acara yang mengasyikkan, akhwat IC pastinya udah tahu dong pas liburan ada perayaan hari besar yang dirayakan secara spektakuler dan dirayakan oleh seluruh umat manusia di seluruh dunia. Apa hayo? Yup, bener banget! Perayaan tahun baru 2007 yang kemeriahannya mampu mengalahkan perayaan Idul Adha yang terjadi sehari sebelumnya (dirayain oleh seluruh kalangan di dunia sih, kalau Idul Adha kan hanya umat Muslim aja…).
Nah, di edisi kali ini Qawat akan membahas tentang makna tahun Baru. Sebelumnya, Qawat akan ngasih bocoran tentang perayaan tahun baru Masehi ini. Mau tahu ga?
Sebenarnya, tahun baru yang dirayain 1 Januari lalu merupakan perayaan tahun baru yang dibuat oleh Julius Caesar, sang kaisar Romawi 2007 tahun yang lalu. Perayaan tahun baru ini diselenggarakan dengan cara yang berbeda-beda di deluruh tempat di dunia oleh setiap kalangan. Sesungguhnya, tahun baru ini walaupun dianggap sebagai perayaan yang universal yang artinya ga terbatas pada sekelompok orang atau golongan tertentu namun ga dapat dibantah bahwa tahun baru ini “menjurus” kepada kebudayaan tertentu yang tentunya bukan kebudayaan Islam.
Contohnya, di beberapa tempat di Eropa, pada perayaan tahun baru, sekelompok orang melakukan ritual persembahan kepada dewa-dewi mereka (khususnya bangsa Romawi) sebagai wujud rasa syukur mereka dan mereka melakukan pesta sepanjang malam untuk merayakannya. Selain itu, pada perayaan tahun baru pun umat Kristiani merayakan misa khusus untuk menyambut datangnya tahun baru ini. Jadi, udah jelaskan kalau perayaan tahun baru Masehi ini jauh dari tradisi-tradisi dan kebudayaan Islam.
Lantas, gimana para akhwat-akhwat IC yang cantik nan shalehah ini (amin..) sebaiknya bersikap dengan datangnya tahun baru ini?
Qawat mau kasih beberapa tips nih dalam menghadapi tahun baru. Yuk, kita lihat!

Party No, Charity Yes!
Friends, kondisi bangsa kita sekarang ini sedang carut-marut apalagi kondisi perekonomiannya. Kalian bisa melihat sendiri bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari kita. Bukannya Qawat ga ngebolehin kalian bikin pesta yang wah-wah buat merayakan tahun baru. Tapi, uang yang kalian pakai untuk menyelenggarakan pesta mungkin lebih bermanfaat jika digunakan untuk beramal. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW “Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang paling bermanfaat bagi sesamanya”.
Jadi, kenapa ga kalian coba bikin acara amal di malam pergantian tahun atau mungkin bisa dengan membagi-bagikan makanan kepada para pengemis dan gelandangan sambil jalan-jalan menikmati malam pergantian tahun?
Eits… tapi kebiasaan baik ini bagus lo kalau bisa dipertahankan sepanjang tahun. Sehingga, kita dapat menikmati pergantian tahun dengan sesuatu yang berguna sekaligus menambah kepekaan sosial kita terhadap saudara-saudara kita yang lain yang kurang mampu. Pahala kita dapatkan, jalinan sillaturahmi kita juga semakin erat dong!

Introspeksi… Introspeksi Diri
Tambah tahun, berarti semakin tua juga usia kita. Artinya, kita hidup di dunia ini udah cukup lama dan mungkin banyak sekali dari kita yang ga menyadari hal-hal apa yang telah kita lakukan untuk diri kita sendiri, keluarga kita, lingkngan kita, bangsa dan negara kita bahkan agama kita. Mungkin banyak di antara kita yang ga menyadari betapa kotornya pikiran kita, betapa pedasnya perkataan kita, betapa menyakitkannya perbuatan kita dan hal-hal lain yang kita sendiri ga pernah memperhatikan.
Di momen pergantian tahun ini kita dapat manfaatkan untuk meng-in-tros-pek-si (supaya gampang bacanya =p) segala hal tentang diri kita. Mulai dari apa aja yang telah kita lakukan setahun ke belakang dari mulai hal-hal baik dan hal-hal buruk yang kita lakukan. Kita juga dapat mengambil hikmah jika tahun kemarin kita menemui berbagai kegagalan dan kesulitan agar di tahun ini kita dapat lebih baik lagi sehingga dapat menuju kesuksesan.
Kalau mau yang agak serius, kita dapat bermuhasabah baik sendiri maupun dengan orang lain. Sebaiknya sih dengan keluarga, teman atau sahabat kita sehingga kita dapat melihat lebih dalam hal-hal tentang diri kita yang ga bisa kita nilai sendiri. Selain itu, kita dapat juga saling menasehati yang merupakan salah satu hak diantara sesama muslim.

Buat Resolusi
Nah, setelah kita berintrospeksi diri, kita buat rencana yang akan kita lakukan di tahun yang baru ini. Hal ini dikenal dengan istilah resolusi tahun baru. Mungkin di antara teman-teman sekalian udah ga asing dengan istilah ini bahkan ada yang udah menerapkannya, betul ga?
Resolusi merupakan hal yang penting dibuat agar kita mempunyai tujuan atau target-target tertentu yang akan kita capai di tahun ini. Tentunya, resolusi ini merupakan rencana-rencana atau target-target yang bersifat positif dan menuju ke arah yang lebih baik. Contohnya, jika tahun lalu kita banyak mengikuti remedial maka pada tahun ini kita buat resolusi agar remedial kita berkurang atau bahkan ga ada remed sama sekali. Contoh yang lain, pada tahun ini kita akan berusaha lebih rapi dan menjaga kebersihan mungkin karena tahun lalu kita kurang peduli pada kebersihan sehingga banyak sampah berserakan di kamar. Ada juga yang membuat resolusi supaya berat badannya turun 10 kg pada tahun ini.
Hal-hal kayak gitu sih sah-sah saja dilakukan asal membawa manfaat bagi kita. Jangan hal-hal negatif yang ga perlu, kita masukkan juga ke dalam resolusi tahun baru kita. Selain ga meningkatkan keadaan diri kita ke arah yang lebih baik, hal seperti itu juga bisa dianggap membuang-buang waktu kita. So, bagi yang masih memasukkan hal-hal yang kurang berguna secara berlebih di resolusi tahun barunya, lebih baik dikurangi deh! Namun lebih baik lagi kalo ber-revolusi sekalian, menghilangkan hal negatif tersebut sama sekali!
Setelah kita membuat daftar resolusi, yang kita lakukan selanjutnya ialah menetapkan target kapan resolusi itu harus terlaksana. Misalnya,kita membuat resolusi untuk khatam Al-Quran dalam waktu 3 bulan. Selanjutnya ialah hal yang terpenting yakni melaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dapat memenuhi target waktu. Bahkan lebih baik jika kita sudah selesai melaksanakannya sebelum target waktunya tiba. Makanya, belajar disiplin dong!
Oh ya, untuk memudahkan kita dan mengingatkan kita agar resolusi kita terlaksana, akhwat IC dapat menuliskan daftar resolusi dan ditempelkan di atas meja belajar dan di tempat-tempat yang mudah kita lihat agar kita bersemangat menjalankannya.

Masih Ada Tahun Baru Hijriyah!
Girls, jangan lupa lho, kalo kita juga punya tahun baru ala Islam! Apalagi kalo bukan tahun baru Hijriyah! Alhamdulillah, hari ini kita telah menginjak tanggal 1 Muharram 1428 H.
Banyak hikmah yang kita dapatkan dari tahun baru Hijriyah ini. Selain ini adalah tahun baru resmi Islam yang didasarkan pada hijrah Nabi Muhammad kita yang keren itu, tahun baru ini juga punya makna tersendiri di mata umat Muslim di seluruh penjuru dunia.
Tahun baru Hijriyah adalah momen yang tepat untuk “berhijrah” dari diri kita yang lama menuju ke arah peningkatan diri yang lebih baik. Sikap seperti ini ditunjukkan langsung oleh nabi idola kita itu. Beliau berhijrah dari Mekkah ke Madinah demi mendapatkan kejayaan Islam dan penyebaran Islam yang lebih luas karena dakwahnya di Mekkah ditentang oleh sukunya sendiri, Quraisy. Pada akhirnya, Islam berkembang dengan pesat dan sampai kepada kita yang di Indonesia ini.
Karena tahun baru Hijriyah adalah lambang perbaikan diri, maka udah seharusnya kita mengubah diri kita menjadi muslimah yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan ke depan yang semakin berat. Niatkan bahwa kita berubah hanya karena Allah, untuk menggapai ridha-Nya dan untuk bertemu dengan-Nya.
Intinya, tahun baru Masehi atau tahun baru Hijriyah harus diniatkan untuk membawa diri kita ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan tahun yang baru ini sebaik-baiknya. Jangan lupa dengan pesan surat Al-Asr yang berisi tentang perintah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar kita menjadi orang yang beruntung.

Sekian dulu edisi Qawat kali ini semoga dapat bermanfaat bagi para akhwat IC dalam memaknai tahun baru. Oh ya, sebelum lupa Qawat juga ingin mengucapkan “Selamat Tahun Baru Hijriyah 1428 H, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya”.

Wassalamualaikum!
(Avina Nadhila Widarsa)

Tidak ada komentar: