Sabtu, 01 September 2007

Kejenuhan (QAWAT edisi ke-19)

Assalamualaikum akhwat IC!
Lagi-lagi, hanya alhamdulillah yang bisa Qawat ucapkan atas nikmat Allah yaitu bertemu kalian lagi, akhwat IC yang keren-keren! Wah, sebentar lagi TB I akan berlalu nih! Gimana, udah maksimal belum kira-kira usahanya buat mendapatkan yang terbaik? Mudah-mudahan sih gitu ya… kalo masih merasa apa yang dilakukan kurang maksimal, terus mencoba dong! Ayo, masih ada tiga TB lagi! Jangan buang-buang kesempatan emas ini! Hehehe…
Ngomong-ngomong soal belajar, kayaknya emang (apa pasti?) dalam belajar semua anak di IC pasti pernah mengalami yang namanya bosan, jenuh dan capek. Jadinya banyak di antara kita yang malas-malasan mengerjakan tugas-tugas, terus malah kebanyakan main sama ngobrolnya.
Hei, tapi tahu ga, kalo rasa jenuh itu bisa disalurkan menjadi hal yang positif! Beneran bisa, asal tahu caranya aja. Jangan akhwat IC kira, selama ini bosan itu Cuma memicu ke-rebel¬-an semata. Kalo orangnya kreatif, justru saat rasa bosan dan jenuh itu melanda, baginya kesempatanlah yang datang. Kesempatan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, menjadi lebih menyenangkan bagi dirinya. Namun buat orang yang suka mengeluh sih, ya dia bakal cari-cari alasan biar dirinya makin ga betah tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang lebih penting (waduh, bahasanya kok ribet banget sih?). Nah, supaya lebih jelas, yuk kita baca bareng-bareng penjelasan di bawah!

Rutinitas >> Kejenuhan
Yep, kejenuhan alias bosan itu identik sama yang namanya rutinitas. Pekerjaan yang kita lakukan berulang-ulang, seakan-akan ga ada habisnya. Sesuai hukum yang kita pelajari di pelajaran Ekonomi, kalo seseorang diberi es krim terus menerus tanpa jeda waktu, lama-lama dia makin ga suka biarpun dia pecinta berat es krim.
Begitu juga yang namanya rutinitas. Pasti pada suatu saat, akan tiba kondisi di mana kita betul-betul ga mau melakukan hal itu tanpa alasan yang ga bisa dijelaskan. Alasan yang pasaran dipakai sih, bilangnya ingin ganti suasana.
Tenang, gals! Jenuh itu fitrah kok! Orang yang paling gila-gilaan belajarnya juga ga mungkin belajar setiap saat tanpa bersosialisasi dengan sesama, misalnya.
Manusia emang diciptakan dari sananya itu senang dengan perubahan, mobilitas dan kedinamisan. Setiap individu pasti akan bergerak menuju ke arah perubahan, ga hanya stuck di satu tempat en jalan di tempat. Cuma, tinggal kitanya aja nih, mau berubah ke arah yang lebih baik apa lebih buruk, itu sepenuhnya adalah kehendak kita.

Plus dan Minus
Tentu aja, ukuran baik dan buruk suatu keputusan itu bukan buat sesaat aja. Contohnya, saat pertama kali menginjakkan kaki di IC (apa sampai sekarang?), sebagian besar dari kita pasti bawaannya ingin pulang terus. Mau pindah ke sekolah negeri yang kita inginkan. Kangen ibu-lah, homesick-lah, ga cocok sama lingkungannya, and so on, and so on! Banyak alasan yang melatari kita untuk kabur dari sini (ehem!). Tapi kemudian kita berpikir, bahwa hasil yang kita dapatkan di IC pasti lebih dari sekolah umum yang kita inginkan. Di IC, ada tematik malam. Di IC, kita tinggal dengan teman-teman kita yang sama-sama egoisnya dengan kita, terus kita belajar bertoleransi. Di IC, saingan kita lebih berat karena anaknya pintar-pintar semua, sehingga kita belajar lebih giat daripada di sekolah luar yang (menurut pengamatan Qawat sih) lebih banyak mainnya. Di IC, ga ada tawuran jadi kita aman buat pulang ke asrama (ya iyalah, mau tawuran sama siapa, coba?). Hmm… coba balik semua keadaan itu menjadi di sekolah umum! Masih banyak untungnya di IC kan?
Minusnya juga ada sih. Ga bebas ke mana-mana, mungkin. Nah, tapi kalo kita mencoba menjadi seorang visioner (orang yeng berpandangan jauh ke depan-red.), percaya deh, insya Allah ilmu-ilmu yang kalian dapat di IC pasti akan bermanfaat buat kehidupan kita kelak!
Sekarang, tergantung kebijaksanaan kita yang menentukan segalanya.
Sekali lagi, rasa bosan itu pasti ada, terselip di antara rutinitas kita. Ga mungkin kita menghindar darinya. Bisa jadi suatu saat, kita benar-benar ingin berhenti dari rutinitas tersebut, padahal rutinitas tersebut sebenarnya bagus buat kita. Nah lo, kalo mood-nya aja udah hilang, gimana mau melakukannya? Jikalau kita dipaksa melakukannya, kita ga beda sama robot yang ga punya hati dan dipaksa melakukan suatu hal yang dia ga mengerti.

Ini Caranya!
Tenang, tenang! Yang namanya manusia, pasti punya seribu satu jalan buat keluar dari hal yang menghimpitnya! Allah juga udah janji kok, di surat Al-Insyirah, kalo kemudahan akan menyertai setiap kesulitan. So, jangan menyerah buat terus melaksanakan rutinitas yang kita anggap baik! Ini nih, beberapa cara yang isa diterapkan buat mengatasi kejunuhan antunna dalam menghadapi rutinitas dalam hidup!

Luruskan Niat
Pasti udah pada jenuh juga kan mendengarkan tips yang satu ini! Hehehe… pasti di setiap apapun yang kita ingin perbaiki dari diri kita, luruskan niat adalah hal yang paling pertama disebut. Emang apa istimewanya sih?
Justru itu! Luruskan niat itu cara yang paling instan dalam menghadapi kejenuhan. Semacam P3K-nya lah (Pertolongan Pertama Pada Kejenuhan)! Saat kita sedang bosan menjalani hidup di IC dengan seluruh remedial yang ga berujung ini (hehehe…), meluruskan niat akan mengembalikan kita kepada tujuan semula, bahwa kita belajar itu lillahi ta’ala. Yang lain Cuma embel-embel aja. Selama kita udah mengusahakan yang terbaik yang bisa kita lakukan kita ga perlu merasa berkecil hati. Toh, apa-apa yang kita lakukan selama ini masih banyak kekurangannya dan masih banyak yang bisa diperbaiki. Allah juga pasti mempunyai skenario yang paling indah dan ga terduga-duga buat hamba-Nya.
Oya, behind the scene-nya Qawat juga pernah lo, mengalami kejenuhan. Namanya ga bisa dihindari, pasti ada aja rasa malas buat mengetik Qawat. Yang ada TB-lah, sibuk-lah, macam-macam deh! Duh, rasanya ingin kabur sekali aja. Eits, tapi ga bisa gitu juga kan? Kalo ga ada Qawat nanti siapa yang bakal kasih akhwat IC info-info lagi, iya kan? Akhirnya, kita meluruskan niat lagi bahwa apa yang kita lakukan itu semata-mata karena Allah dan mengharap ridha dari-Nya, bukan dari siapa-siapa. Alhamdulillah, semangatnya pulih kembali dan bisa melanjutkan Qawat seperti sediakala. Hehehe… akhwat IC pada ga nyangka kan, kalo kita bisa merasakan jenuh juga dalam membuat Qawat ini?
Jadi, kalo akhwat IC udah mulai jenuh dalam menghadapi suatu keadaan, luruskan niat dulu! Setelah itu, kita baru bisa melihat, apa yang kita lakukan itu berguna ga buat tujuan akhir kita, gitu!
Istirahat
Masih jenuh juga? Ada alternatif lain yaitu beristirahat. Istirahat membuat pikiran kita kembali dingin dan dapat menurunkan ketegangan.
Dengan beristirahat dan menghentikan aktivitas yang kita lakukan, kita mempunyai jeda waktu untuk menghilangkan kebosanan, berdasarkan hukum yang tadi Qawat kasih tahu itu, lo!
Makanya, pasti di setiap instansi pemerintah itu ada jatah cuti. Bahkan kita pun, punya hari libur kan? Ga lain dan ga bukan supaya pikiran kita bisa fresh lagi.
Menghentikan pekerjaan sejenak itu perlu banget, lo! Makanya, kenapa workaholic itu sebenarnya ga terlalu baik buat dilakukan. Kerja sih boleh aja, tekun dan giat itu juga perlu. Tapi, kalo sampai melupakan hal-hal lain di luar pekerjaan, hmm… gawat juga ya? Lagian, Allah ga suka sama orang yang berlebihan dalam hal apapun. Yang penting, proporsioanal dalam mengatur segalanya. Seimbang alias balance.
Salah satu fungsi dari beristirahat lainnya adalah, agar kita ga menzalimi tubuh kita sendiri. Tubuh kita tuh seperti mesin, kalo dipakai terus menerus tanpa henti, lama-lama bisa rusak. Nah, kalo di Padang Mahsyar nanti mereka bilang ke Allah kalo kita telah menzalimi mereka, gimana hayo? Ga mau kan?
Istirahat secukupnya aja. Kalo udah pulih, kita bisa lebih konsentrasi bekerja. Cobain deh!

Cari Tantangan
Kebanyakan orang juga bilang kalo apa-apa yang kita lakukan selama ini ga ada tantangannya atau tantangannya udah mulai hilang, jenuh dan bosan itu pasti bakal lebih gampang datang. Bagi yang merasa kejenuhannya disebabkan oleh ini, ada baiknya cari tantangan baru yang ga pernah kita coba sebelumnya. Selain dalam rangka cari suasana baru, mencoba tantangan juga menguji kita.
Misalnya, kita jenuh selama ini kalo apel telat melulu. Padahal, banyak ativitas kita di pagi hari yang dapat kita kerjakan di malam hari, seperti membereskan buku atau menyetrika seragam. Boleh tuh tantangannya diaplikasikan dengan mengubah atau menukar urutan kegiatan kita. Menyetrika seragam dan membereskan buku jadi di malam harinya. Kalo berhasil, berarti bisa menjadi rutinitas baru yang lebih baik, dengan mebuat kita jadi ga telat apel.
Eh, jangan lupa! Mencoba tantangan juga harus diarahkan ke arah yang positif lo! Jangan sampai malah memperburuk kepribadian kita!

Tambah Wawasan
Kalo semua cara di atas udah akhwat IC lakukan, mungkin masih ada satu yang kurang, yakni menambah wawasan! Lo, emang bisa menambah wawasan itu mengurangi kejenuhan?
Bisa dong! Hehehe… asal ada niat buat mengubah kondisi kita yang jenuh jadi bersemangat lagi!
Consol (contoh soal) lagi! bagi orang yang tinggal di Jakarta, kemacetan itu membosankan! Tiap hari dan tiap tempat pasti bakal macet kalo kesiangan barengkat dari rumah sedikit aja. Selain itu, macet tuh bisa buat kita tambah frustasi, bikin pusing, stress, wuiih… banyak lagi deh! Waktu yang terbuang untuk bermacet ria juga kan ga sedikit, apalagi buat para eksekutif-eksekutif muda itu!
Bagi yang penuh dengan inisiatif sih, bisa cari-cari info-info tuh tentang jalan-jalan tikus mana yang bisa ditempuh. Yang lebih kreatif, bisa cari tebengan bareng teman-teman! Kan enak tuh, saat orang lain lagi menyupir, bisa tidur dulu di belakang, hehehe…

Hmm… jadi intinya, jangan pernah menyerah sama keadaan! Saat kita sedang jenuh atau bosan di suatu tempat, yakinlah bahwa pasti ada jalan keluar! Jangan patah semangat buat cari solusinya! Mudah-mudahan apa yang Qawat beri hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua!
Wassalamualaikum!

Tidak ada komentar: